Sabtu, 21 November 2020

ACE INHIBITOR lebih cocok digunakan pada HIPERTENSI akibat kelainan-kelainan ginjal.

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah (Blood Pressure). Kita mengatakan seseorang menderita Hipertensi jika memiliki tekanan sistolik >130 mmHg (ada pendapat lain yang mengatakan lebih dari 140 mmHg). Saya pribadi kalau melihat dari faktor usia lebih suka kepada pendapat yang kedua,karena pada orang usia diatas 40 tahun dimana sudah terjadi aterosclerosis arteri tekanan 140 mmHg masih dianggap normal. Parameter pengukuran kita lakukan dengan melihat tekanan SISTOLIK dan DIASTOLIK.

SISTOLIK memiliki 3 makna: 
  1. Bunyi yang ditimbulkan akibat PENUTUPAN KATUP MITRAL DAN TRIKUSPID di Jantung.
  2. Tekanan yang diakibatkan daya dorong Jantung sewaktu memompa (Kontraksi/Satu kali denyutan Ventrikel Kiri).
  3. Waktu pengisian atrium.
Sekilas ANATOMI DAN FISIOLOGI JANTUNG.

   JANTUNG adalah suatu organ yang berfungsi mendorong darah keseluruh tubuh. Kontraksi jantung berasal dari suatu Nodus yang disebut PACEMAKER atau sering disebut juga SA NODE. Pacemaker ini terletak pada ATRIUM KANAN dekat muara Vena Cava Superior yang Masuk ke Jantung. Pacemaker ini akan menghasilkan impuls untuk kontraksi otot jantung. Dalam satu menit PM akan menghasilkan 100-140 impuls/menit yang akan dilanjutkan sebagai denyut atau kontraksi atrium.
    Pacemaker menimbulkan impuls akibat rangsangan tekanan masuknya darah pada Atrium Kanan. Oleh adanya jalur penghantaran khusus antar atrium yang disebut Berkas Bachmann maka seluruh impuls yang dihasilkan ini akan dilanjutkan sebagai kontraksi atrium. Namun tidak semua impuls yang dihasilkan atrium akan dilanjutkan sebagai kontraksi ventrikel.Impuls yang jumlahnyanya berlebihan ini akan dikurangi setengahnya sehingga yang berlanjut sebagai tenaga kontraksi ventrikel hanya kurang lebih 60-100x/menit. ini terjadi berkat adanya suatu Nodus yang disebut AV NODE. 
    Nodus ini bekerja dengan cara mengurangi jumlah hantaran impuls dari SA NODE yang berlebihan. Setelah dikurangi oleh AV NODE jumlah impuls menjadi 60-100x/menit yang mana keseluruhan impuls ini akan diteruskan sebagai kontraksi ventrikel.
   Hal ini dapat kita buktikan dengan meraba pada nadi,dimana akan didapatkan jumlah normal antara 60-100x/mnt. Impuls dari AV NODE dapat diteruskan menjadi kontraksi ventrikel berkat adanya penghantar berupa BERKAS HIS (baik cabang kanan maupun kiri) dan SERAT PURKINYE (PURKINJE FIBER).
Secara anatomi jantung terbagi menjadi 4 ruangan yaitu:
  • ATRIUM KANAN (RIGHT ATRIUM)
  • ATRIUM KIRI (LEFT ATRIUM)
  • VENTRIKEL KANAN (RIGHT VENTRIKEL)
  • VENTRIKEL KIRI (LEFT VENTRIKEL)
Dan terbagi juga menjadi 4 katup:
  1. KATUP TRIKUSPIDAL (diantara Atrium Kanan dan Ventrikel Kanan)
  2. KATUP MITRAL (diantara Atrium Kiri dan Ventrikel Kiri)
  3. KATUP PULMONAL (pada pintu keluar Ventrikel Kanan)
  4. KATUP AORTA (pada pintu keluar Ventrikel Kiri)
    Sistole adalah kontraksi ventrikel,dimana sewaktu ventrikel kontraksi terjadi pembukaan katup aorta dan pulmonal namun disisi lain bersamaan dengan hal tersebut terjadi penutupan katup mitral dan triskuspidal.Jadi bunyi diastolik adalah bunyi yang terdengar sewaktu terjadi penutupan katup mitral dan trikuspidal.
Sedang bunyi DIASTOLIK memiliki 3 makna:
  1. Bunyi yang ditimbulkan sebagai akibat PENUTUPAN KATUP AORTA dan PULMONAL.
  2. Merambatnya sebagian energi yang dihasilkan kontraksi ventrikel melalui nadi.
  3. Waktu pengisian ventrikel bersamaan dengan pengosongan atrium.
    Pada orang tua diatas usia 50 tahun,sering sudah terjadi pengapuran pembuluh darah atau Aterosklerosis,sehingga kehilangan elastisitas dari pembuluh darah. Hal ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih berat pada keadaan sistole,sementara hanya sedikit atau bahkan tidak ada tenaga yang merambat pada nadi waktu diastole. Itu sebabnya diatas saya katakan pada golongan usia tersebut tekanan darah 140mmhg masih dapat dikatakan normal.
   Ginjal adalah organ yangmengatur tekanan darah dalam tubuh. Cara ginjal mengatur tekanan tubuh adalah melalui Regulasi ion2 tubuh terutama Natrium. Jika kadar Natrium dalam darah meningkat maka ginjal akan membuang kelebihan natrium tersebut melalui URIN, SEBELUM KELEBIHAN NATRIUM TERSEBUT MENIMBULKAN EFEK NEGATIF PADA TUBUH.
    Hal ini terjadi pada TUBULUS DISTAL Ginjal. Ginjal pada tubuh berfungsi membentuk urin melalui cairan darah yang masuk keginjal setelah melalui Filtrasi Glomerulus.
  
    Ginjal memiliki bagian2 antara lain:
  1. GLOMERULUS: Bagian yang berfungsi sebagai filter ginjal.
  2. TUBULUS PROKSIMAL: Bagian yang berfungsi untuk mereabsorsi ion2 dan bahan2 yang masih diperlukan tubuh untuk dikembalikan kedalam aliran darah.
  3. ANSA HENLE: Bagian yang berfungsi dalam pemekatan urin. Ansa Henle terbagi 2 bagian yaitu pars  Assendens dan pars Dessendens.
  4. TUBULUS DISTAL: Bagian yang berfungsi mensekresi bahan2 atau elektrolit tubuh yang berlebihan atau tidak lagi diperlukan oleh tubuh.
    NATRIUM adalah ion yang masuk kedalam tubuh melalui makanan dan minuman yang kita makan.
Ion ini dapat menaikkan tekanan darah. Hal itu disebabkan Natrium dapat menarik air.
Jika terdapat Natrium dalam darah,maka ion ini akan menarik ion CHLORIDA dengan Kekuatan Listrik sehingga terbentuk senyawa NACL. Na + Cl = NaCl.
Setelah terbentuk senyawa NaCl, maka senyawa iniakan menarik air dengan Kekuatan Osmotik.
    Dari penjelasan diatas dapat dipahami bagaimana peningkatan kadar Natrium darah dapat menyebabkan Hipertensi. Hal lain yang mempersulit keadaan,jika kadar Natrium meninggi dalam darah  maka natrium tersebut yang normalnya tidak dapat memasuki sel karena adanya POMPA NATRIUM KALIUM menjadi dapat memasuki sel. Natrium akan memasuki sel bersama-sama dengan sejumlah ir yang menyebabkan sel membengkak. Dapat kita bayangkan jika hal ini terjadi pada sel2 endotel dari  arteri pembuluh darah. Hal itu dapat menyebabkan lumen arteri semakin menyempit dan keadaan Hipertensi bertambah parah.
Dari penjelasan tersebut dapat dipahami bagaimana pentingnya peranan ginjak dalam mengatur tekanan darah.
    Pada hampir semua penyakit ginjal akan terjadi peningktan kadar RENIN dalam darah. Renin adalah suatu zat yang dihasilkan oleh ginjal yang sakit. Apa yang terjadi jika kadar Renin meninggi dalam darah??? Normal di dalam darah terdapat suatu protein yang dihasilkan hati yang disebut ANGIOSTENSINOGEN. Jika tidak ada Renin Angiostensinogen tidak akan berubah bentuk,namun jika terdapat Renin dalam darah Angiostensinogen akan diubah bentuknya menjadi angiostensin I.
    ANGIOSTENSIN CONVERTING ENZIM (ACE) adalah suatu protein lain yang normal,yang terdapat didalam darah. Protein ini dibentuk di paru.ACE tidak bekerja pada Angiostensinogen. Namun tidak demikian halnya jika sudah terbentuk Angiostensin I (AT I). ACE akan merubah Angiostensin I menjadi Angiostensin II (AT II).Angiostensin II yang telah terbentuk ini akan memiliki efek terhadap tubuh.  

Efek Angiostensin II terhadap tubuh:
  1. Menyebabkan Vasokonstrisi Arteri termasuk arteri-arteri yang memperdarahi ginjal.
  2. Merangsang pelepasan ALDOSTERON/MINERALOKORTIKOID HORMON.
    Efek Vasokonstriksi menyebabakan keadaan Hipertensi semakin parah,jika ini terjadi pada arteri yang memperdarahi ginjal,maka ginjal akan menjadi ISKEMI (ISCHAEMIA) akibat tidak mendapat pasokan darah,sementara kita tahu nutrisi dan oksigen diangkut melalui darah. Dalam keadaan demikin maka dilepaskanlah Aldosteron oleh bagian korteks kelenjar Suprarenal ginjal. Hal ini merupakan mekanisme fisiologis untuk melindungi tubuh dari keadaan dehidrasi berat dan syok akibat kekurangan cairan.
Aldosteron yang dilepaskan ini akan meningkatkan reabsoasi Natrium secara besar-besarn pada Tubulus Distal Ginjal. Oleh adanya mekanisme ini maka dapat dijelaskan mengapa keadaan hipertensi bertambah parah,dan dapat juga dijelaskan mengapa pada penyakit-penyakit ginjal terjadi peningkatan tekanan darah.
    CAPTOPRIL adalah obat antihipertensi dari golongan ACE Inhibitor. Tablet dengan sediaan 12,5mg dan 25mg ini bekerja dengan cara menghambat Angiostensin Converting Enzim merubah AT I menjadi AT II.
Sehingga lebih baik menggunakan preparat ini pada pengobatan hipertensi yang dikibatkan penyakit-penyakit ginjal,dibandingkan pengobatan dengan menggunakan CALSIUM ANTAGONIS maupun CALSIUM CHANNEL BLOCKER.
    Calsium adalah ion yang bersifat kompetitif dengan Kalium. Calsium bersifat sangat mudah mengendap pada suatu jaringan didalam tubuh, dan jika dia mengendap pada jaringan maka dia akan mengeraskan jaringan tersebut.Sehingga dapat kita bayangkan bagaimana jika dia mengendap pada arteri dan mengeraskannya,akan terbentuk suatu keadaan yang disebut ATEROSKLEROSIS.
    Jika kita yakin penyebab Hipertensi adalah Calsium,maka dapatlah dipilih obat-obatan dari golongan Calsium Antagonis contohnya Nifedipin. Obat ini tersedia dalam sediaan 5mg dan 10mg.
Mengingat keadaan diatas maka pada semua pasien-pasien HIPERTENSI, wajiblah kita memeriksa apakah Hipertensi disebabkan oleh kelainan ginjal atau bukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar