Sabtu, 21 November 2020

HINDARI PENGGUNAAN PROPILTIOURASIL (PTU) PADA PASIEN HIPERTROPI TIROID AKIBAT DEFISIENSI YODIUM

Kelenjar Tiroid adalah kelenjar yang terletak pada daerah leher,bentuknya seperti perisai dan tepat dibelakangnya terdapat kelenjar Paratiroid kiri dan kanan.Kelenjar Tiroid memproduksi Horman Tiroksin (T4). Agar Hormon ini dapat dibuat dibutuhkan sejumlah yodium sebagai bahan bakunya,dengan kata lain pembentukan hormon ini tergantung kepada ketersediaan yodium. Yodium didapat dari makanan dan minuman yang kita makan terutama sumber makanan yang berasal dari laut seperti ikan laut, udang, kerang dsb. Itu sebabnya kekurangan yodium berakibat gangguan pada kelenjar Tiroid seperti penyakit Struma/Gondok. Disebut hormon T4 karena setiap satu molekunya dapat mengikat 4 atom yodium, sedang pada Hormon  (T3) karena satu molekulnya dapat mengikat 3 atom yodium. Hormon T4 adalah bentuk yang inaktif sedang hormon T3 adalah bentuk yang aktif. Di dalam hati hormon T4 akan menkonversi dirinya dengan melepas satu atom yodiumnya sehingga berubah menjadi hormon T3. Fungsi hormon T3 adalah untuk memacu metabolisme tubuh.
Hiperaktivitas kelenjar tiroid disebut Hipertiroid,sedang Hipoaktivitas (penurunan aktivitas kelenjar tiroid) disebut Hipotiroid. Gejala-gejala yang ditimbulkan pada keadaan Hipertiroid adalah: Exopthalmus/ bola mata menonjol keluar (biasanya bola mata kiri lebih menonjol dari bola mata kanan), Badan selalu berkeringat karena kepanasan walaupun pada ruangan yang dingin (menggunakan AC), Tangan tremor, telapak tangan selalu basah berkeringat, makan banyak tetapi badan tetap kurus, dan biasanya orang ini memiliki tekanan darah yang tinggi. Sedang gejala Hipotiroid adalah Badan gemuk walaupun makan sedikit, selalu kedinginan meskipun udara panas, Wajah bulat (moonface), Biasanya gerakannya lambat/kurang gesit dan umumnya pasien semacam ini memiliki otak yang kurang cerdas.
Apa yang menyebabkan keadaan diatas???  Hal ini menjadi mudah untuk kita mengerti jika kita memahami patofisiologinya sebagai berikut.
Hipotalamus disebut Master Gland karena kelenjar ini melepaskan RFH (Releasing Faktor Hormon) yaitu hormon yang berfungsi merangsang kelenjar lain yang berada dibawahnya untuk menghasilkan hormon2nya. Adapun kelenjar yang dirangsang oleh hormon RFH adalah kelenjar Hipofisis yang terdiri dari kelenjar Hipofisis Posterior (Neurohipofisis) dan kelenjar Hipofisis Anterior (Adenohipofisis). Kelenjar Hipofisis Posterior berasal dari serabut2 sel saraf sehingga jika dilihat dibawah mikroskop struktur sel2nya terdiri dari neuron2 serabut saraf, sedang kelenjar Adenohipofisis berasal dari atap rongga mulut (Adenoid) dalam masa pertumbuhan, yang mana dalam perkembangannya akan memisahkan diri dari bagian didepannya yaitu Adenoid itu sendiri dan akan bergabung dengan bagian dibelakangnya yaitu kelenjar Neurohipofisis membentuk kelenjar Hipofisis. Jika dilihat dibawah mikroskop Kelenjar Adenohipofisis terdiri dari bermacam2 sel dengan bentuk dan ukuran yang bermacam2 pula. Dan masing2 jenis sel ini akan menghasilkan hormon yang bermacam2 pula.
Kelenjar Hipofisis Posterior/Neurohipofisis menghasilkan 2 macam Hormon yaitu:
  1. Hormon Oxitosin untuk kontraksi uterus.
  2. Hormon Vasopressin/Anti Diuretik Hormon (ADH),berfungsi untuk reabsorsi air pada tubulus distal ginjal.
Kelenjar Hipofisis Anterior/Adenohipofisis menghasilkan 5 macam hormon yaitu:
  1. Tiroid Stimulating Hormon (TSH),berfungsi untuk memacu kelenjar Tiroid dan Paratiroid memproduksi hormon2nya baik Tiroksin dari kelenjar Tiroid maupun Parathormon dari kelenjar Paratiroid.
  2. Adenocorticotropic Hormon (ACTH),berfungsi untuk memacu korteks kelenjar Adrenal untuk menghasilkan hormon2nya. Hormon yang dihasilkan oleh korteks kelenjar Adrenal adalah Kortikosteroid baik Mineralokortikoid maupun Glukokortikoid.
  3. Gonadotropin Hormon berfungsi untuk merangsang sel-sel kelenjar kelamin pada pria dan wanita untuk menghasilkan hormon2nya. Jika sel kelenjar kelamin wanita dirangsang akan dihasilkan Folikel Stimulating Hormon (FSH) dan Luteinizing Hormon (LH). Sedang jika sel kelenjar kelamin pria dirangsang akan dihasilkan Interstitial Sel Stimulating Hormon (ICSH). Pada testis pria terdapat 2 macam sel, Sel Leydig dan Sel Interstitial. Sel Leydig menghasilkan Sperma dan Sel Interstitial menghasilkan Testoteron.
  4. Somatotropik Hormon berfungsi untuk memacu pembelahan sel pada bagian Epifisis Tulang sehingga tulang bertambah panjang.
  5. Hormon Prolaktin berfungsi untuk merangsang sel2 kelenjar susu pada payudara (mammae) seorang wanita untuk memproduksi air susu.
Pada point pertama diatas dijelaskan bahwa Kelenjar Tiroid akan memproduksi hormon Tiroksin jika mendapat rangsangan dari Tiroid Stimulating Hormon yang dihasilkan kelenjar Adenohipofisis. Jika ada TSH dan Yodium cukup tersedia maka hormon T4 akan dibuat. Kemudian dalam hati hormon ini akan mengkonversi dirinya dan berubah menjadi hormon Tiroidotironin (T3) dengan cara melepas satu atom yodiumnya .Begitu seterusnya dan Hormon T3 inilah yang akan memacu metabolisme.Pertanyaannya apa yang terjadi pada orang yang defisiensi yodium atau bahkan  tidak ada yodium dalam tubuhnya? Hal ini akan menyebabkan tidak terbentuk Hormon T4 yang berarti tidak terbentuk pula Hormon T3 di hati, karena bahan baku pembentuk hormon T4 adalah yodium. Hal ini akan menyebabkan aktivitas metabolisme tubuh akan menurun, karena hormon T3 berfungsi untuk memacu metabolisme. Terhadap keadaan ini tubuh akan merespon dengan mengirim sinyal ke otak terutama Hipotalamus dan Releasing Faktor Hormon akan dilepas. RFH akan merangsang kelenjar Adenohipofisis melepaskan Tiroid Stimulating Hormon untuk memacu Kelenjar Tiroid memproduksi T4. Masalahnya adalah ketiadaan Hormon T4 akibat ketiadaan yodium dan bukan karena hipofungsi kelenjar tiroid. Pelepasan TSH yang berlebihan akan memaksa sel2 kelenjar tiroid bekerja secara ekstra keras dan akibatnya sel akan mengalami Hipertropi Sel akibat sel sel yang dipaksa bekerja melebihi kemampuannya akan membesar. Hal ini disebabkan dari setiap satu sel akan membelah diri menjadi 2,dan setelah membelah kedua sel hasil pembelahan ini masing2 akan mengalami hipertropi kembali untuk kemudian membelah lagi pada akhirnya. Demikian seterusnya sampai sel akhirnya membesar dan membentuk struma. Kita ibaratkan seorang atlit binaragawan yang terus latihan mengangkat beban yang berat sehingga otot2nya akan hipertropi. Masalahnya Yodium tidak tersedia, sehingga sekeras apapun sel bekerja dan sebesar apapun struma terbentuk tetap saja tidak ada hormon T3 yang dihasilkan dan metabolisme orang ini tetap lambat. Propiltiourasil/ PTU bekerja dengan cara mencegah konversi Hormon T4 menjadi Hormon T3 di hati. Sehingga jika PTU diberikan pada pasien ini akan lebih memperberat gejala defisiensi Hormon T4 yang berarti sel2 kelenjar tiroid akan dipaksa semakin berat bekerja untuk memenuhi kebutuhan Hormon tersebut.Sehingga sel2 akan semakin membesar melalui proses diatas dan Struma bertambah besar. Dari penjelasan ini dapatlah kita pahami bahwa pemberian PTU pada pasien defisiensi yodium justru akan semakin memperbesar strumanya.Yang perlu diberikan pada pasien ini hanyalah sediaan YODIUM TANPA PTU.
Namun ada suatu keadaan dimana terdapat suatu senyawa yang terbentuk dari protein yang mana struktur bangun dan rumus kimianya mirip dengan TSH. Protein asing ini disebut Tiroid Stimulating Antigen disingkat TSA atau sering juga disebut Tiroid Stimulating Immunoglobulin. Oleh karena sangat mirip dengan TSH maka reseptor pada sel2 kelenjar tiroid salah membaca,penempelan protein ini pada reseptor TSH pada kelenjar Tiroid dianggap sebagai adanya Hormon TSH itu sendiri,sehingga sel2 kelenjar Tiroid akan mulai dipacu untuk membentuk Hormon Tiroksin. Yang menjadi masalah jika jumlah yodium mencukupi maka Hormon Tiroksin akan membanjiri darah akibat produksi yang berlebihan. Selanjutnya sudah dapat diduga karena kegunaan hormon ini untuk memacu metabolisme maka metabolisme akan meningkat secara drastis, akibatnya akan timbul gejala2 Hipertiroid. Sementara pada kelenjar Tiroidnya sendiri sel2nya akan membesar akibat kerja yang berlebihan dipicu oleh adanya protein TSA tadi. Dan akan timbulah Hipertropi Tiroid dengan gejala Hipertiroid seperti yang telah diterangkan diatas. Jika timbul gejala Hipertiroid barulah PTU diberikan .Karena dengan adanya PTU konversi T4 menjadi T3 dihati akan dicegah dan efek samping yang lebih berat dari gejala Hipertiroid dapat dihindari.
Beberapa macam obat yang wajib diberikan pada pasien Hipertropi Tiroid dengan gejala-gejala Hipertiroid:
  1. Betablocker : umumnya yang sering dipakai adalah Propanolol.untuk mencegah hormon TSH maupun TSA berikatan pada reseptor Beta 1 di jantung, sehingga Takikardi Malignansi akibat Hormon Tiroidotironin yang berlebihan dapat dihindari.
  2. Kortikosteroid : untuk mencegah ikatan Hormon TSA dengan Reseptor pada Kelenjar Tiroid.
  3. PTU untuk mencegah Konversi Hormon T4 berubah menjadi Hormon T3.
Sedang obat2 lainnya dapat ditambahkan menurut kebutuhan dan simptom yang timbul.
Sedangkan pengobatan pada Hipertropi Tiroid tanpa gejala Hipertiroid cukup dengan menggunakan kapsul yodium, Dan jika strumanya membesar ataupun dirasa sangat mengganggu dapat dipertimbangkan untuk diangkat oleh seorang ahli bedah dan sudah barang tentu setelah dilakukan persiapan2 yang matang supaya tidak terjadi komplikasi yang tidak diinginkan sebelum,selama maupun sesudah oprasi dilakukan.dan jangan lupa untuk dimintakan advise seorang Ahli Penyakit Dalam Konsultan Endrokrinologi.

Contoh Kasus:
  1. Ny Sri Hardi 35 tahun datang berobat kepada anda dengan keluhan kosmetik berupa leher membesar, karena merasa malu pasien jarang keluar rumah dan menghadiri berbagai kegiatan dilingkungannya. Setahun yang lalu pasien pernah berobat ke dokter dan didiagnosis menderita Struma. Pasien diberi obat yodiol dan PTU oleh dokter tersebut tetapi pasien malah merasa lehernya semakin membesar. Kini pasien datang berobat kepada anda,sebagai seorang dokter apa yang anda lakukan, pemeriksaan laboratorium apa yang anda minta dan apa saran anda?
  2. Ny Susan 40 thn datang dengan keluhan leher membesar sejak 3 thn yll,namun saat ini pasien merasa jantungnya berdebar cepat. Pasien mengaku sering kepanasan,makan banyak namun badan tetap kurus. Dari hasil pemeriksaan fisik didapat Tekanan darah 220 mmHg, nadi 140x/menit, pernafasan cepat dan dangkal, tangan tremor disertai telapak tangan basah berkeringat, bola mata menonjol sehingga tampak seperti orang melotot. Kurang lebih setahun yang lalu pasien pernah berobat ke dokter dan didiagnosis menderita Hipertiroid. Pasien mendapat obat PTU dan Yodiol. Sekarang pasien datang berobat kepada anda dengan gejala diatas,sebagai dokter apa yang anda lakukan, pemeriksaan laboratorium apa yang anda sarankan dan apa rencana tindak lanjut anda terhadap pasien ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar