Sabtu, 21 November 2020

METABOLISME LEMAK DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER

Penyakit Jantung Koroner adalah penyakit yang ditakuti karena merupakan pembunuh nomor satu. Tidak jarang pasien datang ke UGD dalam keadaan sadar dan beberapa saat kemudian meninggal. Keluhan pasien ini umumnya nyeri dada yang khas yang bertahan lebih dari 30 menit. Selain keluhan nyeri dada tersebut pada pasien juga ditemukan adanya perasaan cemas, keringat dingin, takikardi, Tekanan darah meningkat, pernafasan cepat, dangkal dan teraba dingin pada bagian distal dari ekstremitas.

Berbagai keluhan tersebut timbul sebagai akibat langsung yang ditimbulkan akibat peningkatan Hormon Adrenalin dalam darah. 
Kita tahu bahwa Hormon Adrenalin merupakan salah satu Hormon Stress disamping kortikosteroid,dan peningkatannya dapat memicu berbagai keadaan diatas. 

Mengapa manusia bisa terkena penyakit jantung koroner atau yang biasa disebut awam dengan serangan jantung. Hal ini disebabkan adanya penyempitan atau sumbatan pada Arteri koroner maupun cabang2nya baik oleh akumulasi lemak dalam darah maupun oleh bekuan darah yang menutup lumen arteri tersebut sehingga arteri tidak dapat melakukan tugasnya untuk menyuplai darah ke organ target yang diperdarahinya. Satuan terkecil daripada suatu organ adalah sel.

Pada makhluk hidup agar sel dapat menjalankan fungsinya diperlukan energi yang dihasilkan dari proses metabolisme didalam sel itu sendiri. Dan untuk keperluan itu dibutuhkan bahan baku dan unsur2 lain untuk keperluan metabolisme sel itu sendiri. Bahan baku untuk menghasilkan energi disini adalah Glukosa, yang mana agar glukosa dapat memasuki sel dibutuhkan sejumlah insulin yang dihasilkan oleh sel beta pankreas. Dan agar glukosa dapat diubah menjadi energi dibutuhkan juga oksigen untuk pernafasan dan metabolisme sel.  Agar insulin dapat memasuki sel diperlukan sejumlah senyawa yang berasal penggabungan protein dan lemak gliserol,senyawa ini disebut DPG (2-3 Diphospogliserat). DPG akan berikatan dengan oksigen dan menariknya memasuki sel, sama seperti kerja insulin pada glukosa.

Agar semua proses itu dapat terlaksana dibutuhkan lalu lintas darah yang lancar dan baik,karena semua komponen diatas diangkut ke organ target melalui aliran darah. Jika ada gangguan sirkulasi darah oleh berbagai sebab baik kelemahan pompa jantung,penyempitan/sumbatan pada arteri yang memperdarahi organ tersebut akan terjadi gangguan/hambatan pada organ yang diperdarahinya sehingga proses metabolisme pada organ yang bersangkutan tidak akan terlaksana dengan baik. Jika hal ini terjadi pada otot jantung kita sudah bisa membayangkan apa yang terjadi.

Glukosa yang tidak sampai ke organ yang bersangkutan akan menyebabkan sel2 pada organ tersebut memakai piruvat (hal yang salah dan tidak lazim) sebagai bahan bakarnya .Dan jika oksigen tidak mencapai sel2 pada organ yang bersangkutan maka akan digunakan Carbondioksida dalam proses metabolisme sel, dan jika hal ini terjadi akan dihasilkan produk sisa berupa asam laktat .Dan prosesnya disebut Metabolisme Anaerob (Metabolisme tanpa menggunakan oksigen).

Laktat yang tertimbun dalam darah sebagai hasil dari metabolisme anaerob ini akan menyebabkan PH darah menjadi asam. Keadaan ini adalah suatu hal yang tidak baik. Dan jika hal ini terjadi terus menerus tanpa terkendali akan menimbulkan Asidosis Respiratorik dan pada akhirnya akan terjadi keadaan yang lebih berat yang bersifat irreversibel yang disebut Asidosis Metabolik. Laktat yang tertimbun dalam darah akan menimbulkan banyak keluhan antara lain perasaan sakit atau nyeri pada organ yang bersangkutan, hal ini disebabkan laktat dapat merangsang persarafan setempat dan menimbulkan sensasi nyeri.

Itu sebabnya pada pasien PJK baik Angina maupun Infark akan terdapat rasa nyeri yang hebat pada daerah dada. Hal ini tidak lain disebabkan oleh penimbunan laktat pada daerah tersebut sebagai akibat langsung dari penyempitan maupun sumbatan arteri koronaria melalui mekanisme diatas. Dan laktat yang tertimbun ini memakan waktu agak lama untuk proses pembersihannya,hal ini diakibatkan jantung yang habis mengalami serangan pada pemeriksaan Patologi Anatomi memiliki konsistensi yang lembek. Sehingga dapat dipahami bahwa jantung yang semacam ini tidak dapat melakukan fungsinya secara optimal.sehingga keberadaan laktat dalam darah agak lambat untuk dikoreksi, dan sering rasa nyeri akan bertahan selama 2-4 hari paska serangan.

Setelah 2-4 hari keberadaan laktat dalam darah dapat dikoreksi jika Buffer Bikarbonat (HCO3) stabil, melalui proses kimia sebagai berikut:Laktat dalam darah sering ditulis dengan lambang ion Hidrogen (H).Jika kadarnya sangat meningkat dilambangkan dengan (H++). Dengan adanya buffer bikarbonat dalam darah akan terbentuk (H++) + HCO3=H2O+CO2, dimana molekul H20 yang terbentuk akan dibuang melalui ginjal sedang CO2 yang terbentuk akan dikeluarkan melaui paru2 pada waktu ekspirasi. Dan jika jumlah buffer mencukupi dalam darah dan denyut pompa jantung bagus maka seluruh laktat yang terbentuk akan dapat dibersihkan sehingga rangsangan pada persarafan berhenti dan rasa nyeri menghilang. Dan jika ini terjadi pada pasien PJK nyeri dada pasien akan menghilang dalam 2-3 hari paska serangan tergantung seberapa cukup jumlah buffer yang tersedia dan seberapa baik kapasitas pompa jantung paska serangan. Waktu pemulihan ini tidak sama pada setiap pasien,dan tergantung berat ringannya serangan yang terjadi.

Penyempitan pembuluh darah arteri yang disebabkan oleh lemak merupakan salah satu penyebab keadaan diatas selain oleh bekuan darah/trombus. Untuk memahami mekanisme terjadinya penyempitan diatas kita harus memahami patofisiologi metabolisme lemak. Berikut ini akan diurai proses tersebut.

Lemak dalam tubuh berguna sebagai:
  1. Cadangan makanan. Lemak disimpan pada depo2 penyimpanan lemak dibawah kulit,dalam   keadaan kelaparan,lemak ini akan dilepas dan lisis menjadi asam lemak bebas. Di hati asam lemak bebas akan dirubah menjadi keton. Keton ini dapat dipakai sebagai bahan bakar sel pengganti glukosa,sehingga pada orang yang berpuasa jumlah keton dalam tubuhnya akan meningkat akibat kelaparan selama puasa,peningkatan keton pada keadaan ini adalah normal.
  2. Lemak tubuh berfungsi sebagai Insulator. Dalam udara dingin/pada daerah yang dingin cadangan lemak dibawah kulit berfungsi sebagai peredam udara dingin (insulator), semakin tebal lemak seseorang semakin tahan orang tersebut menghadapi udara dingin, namun sebaliknya pada daerah bersuhu panas orang seperti ini akan terus-menerus mengeluarkan keringat karena kepanasan.
  3. Lemak memiliki fungsi kosmetik (kacantikan). Hal ini dapat kita perhatikan pada orang yang tidak terdapat lemak pada wajahnya maka kulit wajah akan keriput dan kurang indah dilihat.
Dari penjelasan diatas kita dapat memahami jika kadarnya tidak berlebihan,lemak dalam tubuh memiliki banyak manfaat, namun bagaimana jika kadarnya berlebihan dalam tubuh, baik akibat asupan yang terlalu banyak maupun akibat penyakit tertentu (Sindrom Nefrotik,Hipotiroid dsb) yang membuat lemak tubuh dapat menimbulkan penyakit. Sebelum kita mengerti hal tersebut sebaiknya kita pahami dulu metabolisme lemak dalam tubuh.

Sejumlah lemak akan memasuki tubuh melalui makanan yang kita makan. Di dalam mulut dan lambung terdapat enzim pengurai lemk yang disebut Lipase. Sejumlah lemak yang masuk tubuh melalui makanan akan dipecak oleh enzim Lipase menjadi bentuk yang kecil2 yang disebut Partikel-partikel lemak/ Globula-globula lemak. Sewaktu lemak ini mencapai Duodenum sudah berwujud Partikel2 lemak ini. Lemak yang masuk kedalam duodenum ini bersifat asam karena masih dibungkus oleh sejumlah HCL Lambung. Kita mengetahui bahwa PH Duodenum adalah asam akibat sekresi getah empedu yang berasal dari empedu itu sendiri.

Lemak yang bersifat asam yang berasal dari lambung ini akan menaikkan PH empedu sehingga menjadi agak netral (tidak terlalu asam dan juga tidak terlalu basa). Pergeseran PH ini akan menyebabkan dinding duodenum akan mengeluarkan suatu protein yang disebut Kolesistokinin. Peningkatan kadar Kolesistokinin ini akan merangsang empedu untuk berkontraksi sehingga di ekskresikan sejumlah getah empedu kedalam Duodenum. Sekresi ini sebagai respon empedu terhadap pergeseran PH dan pelepasan Kolesistokinin. Sekresi ini akan kembali merubah PH duodenum bergeser kearah basa.

PH yang bersifat basa ini dibutuhkan sebagai suasana yang optimal untuk memulai metabolisme lemak. akibat adanya Getah empedu ini lemak akan dipecah menjadi 4 komponen yaitu:
  1. Mono Gliserida.
  2. DiGliserida.
  3. Asam lemak bebas dan
  4. Gliserol.
Sebagian Gliserol dan asam lemak rantai pendek dapat langsung diserap kedalam pembuluh Vena di usus dan didalam darah akan berikatan dengan kolesterol HDL yang langsung membawanya menuju hati. Di dalam hati Gliserol dan asam lemak rantai pendek ini akan digunakan untk sintesis beberapa protein darah seperti Difosfogliserat. Sedang sisanya yang berlebihan akan langsung dibuang dengan cara di ekskresikan kembali kedalam empedu.  

Lalu bagaimana dengan sisa gliserol, monogliserida, digliserida dan asam lemak rantai panjang yang lain yang masih berada didalam duodenum? Komponen2 ini tidak dapat langsung memasuki pembuluh darah dalam bentuknya yang sekarang. Sehingga masing2 komponen ini akan berikatan dengan getah empedu dan membentuk senyawa baru yang disebut Misele. Jika telah menjadi Misele barulah dapat diabsorsi kedalam usus.Setelah diabsorsi kedalam usus MonoGliserida dan Digliserida akan bergabung menjadi Trigliserida. 

Di dalam usus trigliserida akan berikatan dengan suatu protein dalam usus membentuk Kilomikron.Kilomikron yang telah terbentuk akan memasuki Truncus Limfatikus dan oleh Truncus Limfatikus akan dipompa memasuki duktus Limfatikus yang besar,dan melalui saluaran limfatik ini akan dibawa tanpa melalui hati dan pada akhirnya tetap akan bermuara kedalam darah melalui Vena Subklavia kiri. Itu sebabnya pasien ddengan kadar Trigliserida yang tinggi sering merasa pegal pada daerah bahu kiri.

Setelah berada didalam darah Trigliserida ini akan dibawa ke depo2 penyimpanan lemak dibawah kulit dan akan dipecah pada keadaan kelaparan atau Hipoglikemia. Dalam keadaan kelaparan Adenocortikotropic hormon yang dihasilkan kelenjar Hipofisis Anterior akan menstimulasi pelepasan hormon kortikosteroid dari Korteks Kelenjar Adrenal,dalam hal ini yang diperlukan adalah Glukokortikoid.Adanya Glukokortikoid dalam darah akan memacu pemecahan (Lisis) lemak pada depo penyimpanannya dibawah kulit, sehingga asam lemak bebas sebagai hasil pemecahan lemak tersebut akan beredar dalam darah.

Disamping pemecahan lemak menjadi asam lemak bebas ,Glukokortikoid juga memiliki efek memacu pengeluaran kembali gula yang sudah terlanjur memasuki sel, sehingga akan terjadi Hiperglikemia dari mulai yang ringan sampai yang berat.
Hal ini tergantng dari berapa banyak glukokortikoid yang dikeluarkan oleh Korteks Adrenal. Itu sebabnya kortikosteroid yang terdiri dari hormon mineralokortikoid dan glukokortikoid merupakan kontraindikasi pada pasien Diabetes Melitus tipe 2 (NIDDM), karena dapat memperberat keadaan Hiperglikeminya.

Sementara sisa Gliserol dan asam lemak bebas rantai panjang diusus yang telah berhasil diabsorsi dalam bentuk misele akan melepaskan diri dari ikatan dengan getah empedu tersebut dan oleh Kolesterol HDL dibawa ke dalam hati dan mengikuti jalur metabolisme seperti pendahulunya.

Didalam darah terdapat 2 jenis kolesterol yang berfungsi sebagai pengangkut yaitu:
  1. Kolesterol HDL (High Density Lipoprotein),Lipoprotein berdensitas tinggi yang berfungsi membawa semua lemak yang berkeliaran dalam darah ke hati,setelah lemah berada dalam hati maka lemak tersebut akan dimetabolisme menurut kebutuhan tubuh. Lemak yang berbahaya adalah lemak yang berkeliaran dalam peredaran darah,dan jika lemak tersebut dibawa ke hati maka bisa dikatakan keadaan sudah aman.Itu sebabnya kolesterol HDL yang membawa lemak ke hati dikatakan sebagai Kolesterol yang baik.
  2. Kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein),Lipoprotein berdensitas rendah yang bekerja dengan membawa lemak ke perifer, dengan kata lain berkeliaran dalam pembuluh darah.Hal ini sangatlah berbahaya karena kolesterol yang berada dalam sirkulasi darah dapat menempel disana-sini dan merusak organ atau sel yang dihinggapinya .Itu sebabnya Kolesterol LDL yang membawa lemak berkeliling dalam sirkulasi darah disebut sebagai Kolesterol jahat. Kolesterol HDL dibentuk di usus sedang kolesterol LDL dibentuk di hati.Sebenarnya fungsi utama kolesterol LDL ini adalah bertugas membawa lemak ke depo2 penyimpanan lemak dibawah kulit, cuma dalam menjalankan fungsinya beresiko membuat lemak yang dibawanya beresiko untuk menempel disana-sini.
Diatas telah diuraikan bahwa tingginya kadar LDL dalam darah beresiko tidak baik untuk kesehatan seseorang. Dengan tingginya kadar LDL maka semakin banyak lemak dan kolesterol yang beredar dalam sirkulasi,yang mana hal ini akan menyebabkan tingginya resiko lemak tersebut menempel dimana-mana.

Jika lemak tersebut menempel pada arteri terutama arteri pada jantung dan otak akan menyebabkabkan penyempitan pada kedua arteri tersebut dan inilah yang menyebabkan Penyakit Jantung Koroner dan Stroke. Hal ini disebabkan lemak yang menempel pada pembuluh darah arteri jika akumulasinya sudah banyak akan membentuk foam sel dan melakukan imbibisi masuk kedalam tunika intima arteri.Didalam arteri lemak yang banyak ini akan melembekkan struktur jaringan arteri dan membentuk aterom (lembek seperti bubur) dan arteri akan kehilangan elastisitasnya.  Jika arteri konsistensinya melembek,mudah terjadi ulkus arteri, dan jika ini terjadi akan mengundang berbagai faktor pembekuan dalam darah bergerak kearah dimana terjadinya kerusakan tersebut,dan ini akan menyebabkan timbulnya koagulasi baru yang membentuk trombus, hal ini akan menambah berat sumbatan pada lumen arteri. Dan sumbatan yang tadinya hanya parsial dapat menjadi total.

Kerusakan dimanapun pada bagian tubuh,organ maupun sel dapat mengundang mekanisme faktor pembekuan darah untuk mulai bekerja.hal inilah yang menyebabkan mengapa PJK maupun Stroke Non Hemoragik dapat terjadi. Sudah tentu hal ini dapat dicegah dengan mulai menjaga pola makan dan mulai mengkonsumsi makanan yang sehat, karena motto mencegah lebih baik daripada mengobati masih dirasakan kebenarannya sampai saat ini.

Jika kadar kolesterol tinggi dalam darah beberapa jenis obat dapat digunakan baik untuk menurunkan maupun untuk mengontrolnya,antara lain:
  1. STATIN golongan ini dapat menurunkan kolesterol LDL dan menaikkan kolesterol HDL, terdiri dari Simvastatin, Lovastatin, Fluvastatin, Kalsium Atorvastatin, Kalsium Rosuvastatin, dll.
  2. FIBRAT Golongan ini dapat menurunkan kadar Trigliserida dalam darah, namun dalam kadar yang tidak terlalu kuat obat ini juga dapat menurunkan kadar LDL dalam darah. Terdiri dari Fenofibrat, Klofibrat dan Gemfibrozil.
  3. ASAM LINOLEAT dapat membantu mengontrol kadar kolesterol darah.
  4. NIASIN dapat menaikkan kadar HDL dalam darah.

1 komentar: