Kamis, 19 November 2020

DEKALSIFIKASI TULANG Nadia Landy RSUD Sukamara.

Istilah dekalsifikasi tulang mungkin sangat jarang kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Sebenarnya apa itu dekalsifikasi tulang? De = tidak. Kalsifikasi = proses penulangan. Berarti dekalsifikasi adalah tidak terjadi pross penulangan. Namun dalam hal ini dekalsifikasi tulang adalah berkurangnya massa tulang atau terlepasnya kalsium dalam tulang sebagai kompensasi tubuh terhadap kekurangan kadar kalsium dalam darah. Normalnya kalsium dalam darah adalah 2 meq / liter. Jika kadar kalsium dalam darah kurang dari batas normal tersebut maka tubuh akan berusaha mengembalikan keadaan tersebut ke batas normal. Pengembalian ini akan diupayakan diperoleh dari makanan yang kita makan. Namun jika asupan kalsium melalui makanan tidak dapat memenuhi target itu karena kadarnya kurang atau ada kelainan tertentu maka tubuh akan berkompensasi dengan melepaskan kalsium dari massa tulang. Ini adalah kompensasi terakhir tubuh untuk mengembalikan kadar kalsium darah yang kurang menjadi normal kembali. Kadar kalsium dalam darah dimonitor dan diatur oleh hormon yang dihasilkan kelenjar paratiroid dileher yang disebut parathormon. Jika kadar kalsium dalam darah menurun maka parathormon akan beraktivasi dengan melepas kalsium dari tempat penyimpanannya di tulang dan dilepaskan ke peredaran darah sehingga kadarnya didalam darah menjadi normal kembali. Jika kadar kalsium dalam darah meningkat maka parathormon akan berhenti diproduksi dan vitamin D akan memasukkan kalsium kedalam tulang, sampai kadar kalsium dalam darah menjadi normal kembali.
Sebelum kita membahas lebih lanjut masalah dekalsifikasi tulang, saya akan mengajak untuk sedikit memahami metabolisme kalsium. Kalsium masuk kedalam tubuh melalui makanan yang kita makan.
Beberapa jenis makanan dibawah ini merupakan sumber makanan yang kaya akan kalsium.
1   Susu.
2   Keju (merupakan produk olahan dari susu)
3   Yoghurt.
4   Sumsum Tulang Sapi.
5   Lobak.
6   Bayam
7   Kol.
8   Brokoli.
9   Kangkung
10 Jeruk.
11 Pisang.
12 Alpukat.
13 Aneka ikan laut.
Kalsium yang memasuki tubuh melalui makanan setibanya di usus halus akan diserap tubuh dan dimasukkan kedalam peredaran darah. Darah akan menjaga agar kadar kalsium darah berada pada posisi 2 meq / liter darah. Agar nilai normal kadar kalsium darah ini dapat terjadi diperlukan interaksi antara hormon PARATHORMON yang dihasilkan kelenjar paratiroid leher, VITAMIN D dan Estrogen (khusus pada wanita).  Jika kadar kalsium dalam darah meningkat maka sebagian akan dimasukkan kedalam tulang (yang merupakan depo penyimpanan kalsium tubuh) dan sebagian lagi akan dibuang tubuh melalui air seni (urine) yang diproduksi oleh ginjal. Jika kadar kalsium dalam darah berkurang maka untuk menormalkan kembali kadar tersebut maka sejumlah kalsium dalam tulang akan dilepaskan ke peredaran darah. Proses pelepasan ini disebut Dekalsifikasi Tulang.
Pada pria agar kalsium dapat memasuki atau disimpan dalam tulang dibutuhkan vitamin D. Sementara pada wanita agar kalsium dapat memasuki tulang dibutuhkan 2 komponen yaitu Vitamin D dan hormon estrogen. Pada pria mutlak hanya vitamin D sedang pada wanita vitamin D dan hormon estrogen. Ini sebabnya kenapa wanita di usia tua lebih sering terkena osteoporosis (pengeroposan tulang) karena sewaktu wanita mengalami menopause di usia tua dimana kadar hormon estrogennya sangat berkurang, maka vitamin D yang ada tidak mampu mengambil alih tugas dari estrogen ini, artinya sehingga kalsium yang memasuki tulang akan jauh berkurang karena pemasukannya hanya mengandalkan vitamin D saja. Sedang pada pria dari usia muda sampai tua pemasukan kalsium kedalam tulang hampir 100% hanya mengandalkan vitamin D saja. Vitamin D sudah ada didalam tubuh manusia, yaitu pada kelenjar lemak dibawah kulit. Masalahnya vitamin D ini terdapat dalam bentuk tidak aktif (in aktif). sehingga walau sudah ada didalam tubuh tapi dapat diibaratkan sedang tidur sehingga tidak dapat bekerja. Yang dapat membuat vitamin D ini menjadi aktif atau dapat bekerja adalah Sinar Ultraviolet yang terdapat pada matahari. Itu sebabnya kita dan terutama anak-anak usia pertumbuhan dianjurka sering-sering berjemur sejenak dibawah sinar matahari pagi. Karena sinar matahari pagi sangat banyak mengandung sinar ultraviolet untuk mengaktifkan Vitamin D. Sebanyak apapun kalsium yang kita makan jika vitamin D dibawah kulit kita tidak diaktifkan sinar ultraviolet maka akan sia-sia saja. Karena tidak akan ada kalsium yang dapat memasuki atau disimpan dalam tulang. Meskipun masa tulang berkurang atau tulang menjadi keropos tapi tetap tidak ada lkalsium yang dapat memasuki tulang. Dan penyakit osteomalacia, rakitis dan sebagainya akan muncul sebagai ancaman. Kalsium membentuk massa tulang bersama-sama dengan fuorida dan fosfat.
Kembali kepada pernyataan diatas, Jika kadar kalsium dalam darah berkurang maka untuk mengembalikannya akan dilepas sejumlah kalsium dari tulang oleh parathormon. Pelepasan ini disebut dengan dekalsifikasi tulang. Permasalahannya setiap terjadi proses dekalsifikasi tulang selalu akan disertai dengan rasa nyeri pada tulang-tulang diamana terjadi proses tersebut. Hal ini sering luput dari perhatian kita. Sehingga ada orang yang mengeluh nyeri pada salah satu lokasi dari tulangnya, kita ambil contoh tulang punggung (Vertebra). Sudah datang berobat kemana-mana, dilakukan pemeriksaan ini dan itu namun penyakitnya belum juga ditemukan. Sementara pasien tersebut sudah hampir frustasi karena telah berobat kemana-mana namun tanpa hasil. Jika menemukan hal seperti ini cobalah pikirkan kearah dekalsifikasi tulang yang sering disertai rasa nyeri bahkan dapat terjadi dengan hebatnya. Padahal Terapinya sederhana saja, yaitu dengan mengkonsumsi suplemen kalsium ditambah sering-seringlah berjemur dibawah sinar matahari, terutama sianar matahari pagi. Mudah-mudahan dari penjelasan ini kita dapat sedikit memahami sesuatu dan semoga penjelasan ini bermanfaat bagi siapaun yang membacanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar