Menyimak komentar seseorang via sosial media yang mengatakan
bahwa “ Di vaksin atau tidak adalah hak orang tua dan menanyakan prihal vaksin
kepada dokter diibaratkan menanyakan miras kepada pemabok” saya tergelitik
untuk berkomentar dan sekaligus membahas secara garis besar apa itu vaksin, apa
manfaatnya dan bagaimana cara bekerjanya?
Kalau kita mengacu kepada undang-undang kesehatan tahun 2009
yang menyatakan “ Kesehatan adalah hak setiap orang “ jelas komentar diatas
tidak dapat dibenarkan. Karena kata sehat adalah hak setiap orang tersebut
mengarah kepada semua lapiasan masyarakat, baik tua maupun muda, pria atau
wanita, kaya atau miskin dan orang tua maupun anak. Saya fokus kepada
pernyataan pada akhir kalimat yang menyatakan orang tua maupun anak. Si anak
pun berhak untuk sehat, permasalahannya sewaktu anak kecil dan belum bisa dimintakan
pendapat perwalian hak asuh anak ada ditangan orang tua. Sehingga para orang
tua sebaiknya bijak dalam menyikapi permasalahan ini dan tidak bersikap apatis,
skeptis, apriori apalagi egois.
Sebenarnya apa itu vaksin? Vaksin adalah salah satu tindakan
pencegahan ( preventif ) terhadap suatu kejadian terpapar penyakit. Jadi
vaksinasi yang diberikan bukan bersifat mengobati melainkan mencegah.
Pertanyaannya penyakit-penyakit bagaimana yang memerlikan vaksinasi? Penyakit
yang memerlukan vaksin adalah penyakit-penyakit yang jika kita terpapar atau
terkena dapat menimbulkan dampak yang berat sampai kematian. Pertanyaan berikut
apakah semua penyakit yang ada perlu di vaksin ? Jawabannya tidak, karena yang
dapat di vaksin adalah penyakit-penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme
baik BAKTERI ( kuman ) maupun VIRUS. Penyakit-penyakit
seperti jantung, stroke, degeneratif dan sebagainya tidak bisa di vaksin dan
tidak ada vaksinnya. Seperti dijelaskan diatas vaksin ditemukan dan dibuat
karena ada beberapa penyakit yang disebabkan bakteri dan virus dapat berdampak
fatal jika kita terpapar sehingga jika penyakit disebabkan oleh bakteri atau
virus yang tidak berdampak fatal tidak dibuat vaksinnya, hal ini sudah cukup
hanya dengan mengandalkan terbentuknya kekebalan alamiah tubuh yang tercipta
akibat bertemunya antibodi dengan antigen ( antigen dalam hal ini adalah
bakteri dan virus ). Pertanyaan berikutnya apakah jika kita telah di vaksin
menjamin kita tidak dapat terkena penyakit yang menjadi tujuan dari
dilakukannya vaksinasi tersebut? Jawabannya tidak, proses pemberian vaksinasi
tidak 100% menjamin kita aman dari terpapar penyakit yang disebabkan bakteri
atau virus yang dituju proses pemberian vaksin tersebut, tetapi keuntungan yang
kita dapat adalah dampak yang fatal dari akibat penyakit tersebut dapat
dicegah, seperti contoh bagi yang tidak mendapat vaksin penderita dapat
meninggal. Sedangkan bagi yang telah di vaksin jika terpapar hanya terkena
sakit ringan saja. Inilah yang merupakan keuntungan sesungguhnya dari pemberian
vaksin pada manusia terutama pada anak-anak.
Apa sebenarnya vaksin itu ? Vaksin berisi bakteri atau virus
yang dilemahkan atau dibuang toksinnya ( racun ) sehingga kehilangan
kemampuannya untuk dapat menimbulkan penyakit yang berat. Vaksi dapat dibuat
dari mikroorganisma hidup maupun mati. Vaksin ini bersifat aktif dan bukan
pasif, artinya pemberian vaksin ini secara aktif merangsang tubuh untuk
menciptakan antibodi dan meninggikan kadarnya ( titer ) dalam darah. Pada
pemberian yang bersifat pasif bukan berasal dari vaksin tapi dari serum darah
individu ( baik berasal dari manusia atau hewan ) yang telah kebal terhadap
penyakit tertentu, maksudnya dalam darah orang ini telah terdapat antibodi
terhadap penyakit tersebut dengan kadar yang tinggi. Pemberian yang
bersifatpasif ini dilakukan dengan memindahkan serum darah individu yang telah
kebal ( immun ) kepada individu yang rentan ( belum ada kekebalan terhadap
penyakit tersebut ). Kelemahan pemberian secara pasif ini adalah waktu
perlindungannya sangat singkat ( tidak bertahan lama ). Kira-kira hanya
bertahan beberapa hari sampai 2 minggu. Sedang pada pemberian secara aktif
melalui vaksin akan diperoleh perindungan yang sangat lama ( beberapa bulan,
tahun sampai seumur hidup ). Sehingga pemberian perlindungan melalui program
vaksinasi ini secara nyata dapat memberikan efek perlindungan terhadap penyakit
dalam waktu yang lama.
Bagaimana sebenarnya vaksin bekerja dalam tubuh ? Sebelumnya
akan saya jelaskan bahwa yang melindungi kita dari terkena gejala-gejala
penyakit yang berat adalah antibodi. Masing-masing
antibodi hanya dapat bekerja untuk satu jenis penyakit. Jadi satu jenis
antibodi tidak dapat bekerja untuk dua penyakit atau lebih. Karena sifatnya
yang spesifik hanya untuk satu macam penyakit inilah yang membuat bahasan
immunologi ini menjadi rumit. Dalam tubuh manusia terdapat kurang lebih 2 juta
antibodi untuk berbagai penyakit. Permasalahannya antibodi ini belum terbentuk tapi
telah ada bibitnya. Antibodi ini baru terbentuk jika ada kontak dengan antigen
tujuannya. Antigen dalam hal ini maksudnya adalah bakteri atau virus penyebab
penyakit itu sendiri beserta komponen-komponennya. Jika tidak ada kontak dengan
bakteri atau virus maka tidak akan ada antibod yang akan terbentuk. Nah proses
kontak antara antigen dan antibodi ni dapat melalu 2 cara :
1
Secara alamiah yaitu terpapar oleh bakteri atau
virus itu sendiri secara spontan dan penderita mengalami proses sakit dan
lambat laun akan mengundang terbentuknya antibodi secara alamiah.
2
Melalui proses pemberian vaksin ( vaksinasi )
dan proses pembentukan antibodi melalui vaksinasi ini tanpa melalui proses
sakit.
Proses sakit diatas penting karena dari sitlah kita mengamil
keputusan perlu atau tidaknya vaksin dibuat, perlu atau tidaknya individu
diberi vaksin untuk memancing pembentukan antibodinya.
Pada proses sakit yang berat dan dapat mengakibatkan
kecacaan sampai kematian akibat bakteri atau virs tertentu, maka perlulah
vaksinnya dibuat atau masing-masing orang yang belum memilii kekebalan agar
diberikan vaksinasi untuk membentuk kekebalannya. Karena jika menungu proses
alamiah terjadi melalui terpapar dahulu dan terkena penyakit ang dikhawatirkan
waktunya tidak sempat. Artinya akibat fatal berupa kecacatan atau kematian yang
ditimblkan Bakeri atau Kuman tersebut akan datang menghampiri lebih awal
sebelum antibodi alamiah terbentuk, penderita akan mengalami cacat dan
meninggal sebelum antibodinya terbentuk. Hal ini berkaitan erat dengan bebrapa
bakteri atau virus memilik virulensi dan toksisitas yang kuat dibanding bakteri
atau virus lainnya. Untuk bakteri atau virus yang memiliki virulensi atau
toksisitas yang kuatlah yang perlu mendapat vaksinasi atau dibuat vaksinnya.
Maksudya adalah memberi efek pencegahan, LEBIH DAHULU BANGKITKAN ANTIBODINYA
SEBELUM BAKTERI ATAU VIRUS SESUNGUHNYA MENGHAMPIRI. Inilah yang
dimaksudtindakan pencegahan yang merupakan tujuan sesungguhnya dari program
vaksinasi. Karena tidak dapat kita bayangkan jika banyak individu-individu yang
rentan terpapar oleh virus atau bakteri yang memiliki efek virulensi atau
toksisitas yang kuat. Maka akan banyak nyawa melayang dan ini akan menjadi
masalah dan catatan tersendiri bagi intitusi yang bertugas mengurusi masalah ini,
dalam hal ini Kementerian Kesehatan dan jajarannya. Oleh sebab itu dalam hal ini fokus mengatasi
permasalahan ditujukan pada upaya pencegahan. Lebih baik mencegah daripada
ratusan, ribuan bahkan jutaan nyawa melayang atau mengalami kecacatan secara permanen.
Pada proses alamiah melalui terpapar oleh Bakteri atau Virus
yang sesungguhnya, mikroorganisme tersebut akan memasuki tubuh. Diatas telah
dijelaskan bahwa beberapa virus atau bakteri membawa toksin didalam tubuhnya (
badan kuman maupun perangkat-perangkatnya ). Nah toksin ini didalam tubuh akan
dilepas dan menimbulkan kerusakan, maka dimulailah gejala-gejala penyakit. Jika
efek toksin ini lemah maka tubuh akan dapat bertahan, antibodi sempat terbentuk
sebagai respon terhadap kemasukan mikroorganisme ini dan penderita selamat.
Karena antibodi yang terbentuk tersebut segera dapat mengeliminasi kuman dan
toksinnya dari dalam tubuh. Namun jika toksin yang dilepaskan memiliki daya
merusak yang kuat, kerusakan secara besar-besaran akan terjadi pada sel-sel
tubuh, gejala penyakit yang timbul akan sangat berat. Penderita dapat meninggal
dunia sebelum antibodi sempat terbentuk. Inilah penjelasan yang membedakan
mengapa tidak semua penyakit akibat mikroorganisme perlu diberikan vaksin. Jika
efek toksinnya lemah dan penderita dapat bertahan, lebih baik membiarkan
kekebalan alami tubuh individu untuk segera terbentuk dan mengatasi keadaan
tersebut ( mengcounter ). Namun jika efek toksin yang ditimbulkan sangat kuat,
pemberian vaksinasi jangan ditunda. Antibodi yang terbentruk melalui proses
alamiah sebenarnya lebih baik dan lebih bertahan lama, tidak jarang sampai
seumur hidup penderita aan memiliki kekebalan terhadap penyakit yang sama.
Diatas telah dijelaskan bahwa vaksin berisi Bakteri atau
Virus yang telah dilemahkan ( dihilangkan toksisitas dan efek patogennya ).
Jadi dengan memasukkan vaksin dalam tubuh dapat merangsang pembentukan antibodi
aktif tanpa takut penderita akan mengalami gejala-gejala penyakit yang berat
yang dapat berakibat fatal. Karena pembentukan antibodi dalam tubuh juga
memerlukan waktu, sehingga ibarat pacuan kuda atau balapan mobil, sangat
penting mendahulukan terbentuknya antibodi sebelum penyakit sesungguhnya
menghinggapi dan berakibat fatal.
Demikan penjelasan tentang vaksinasi ini semoga bermanfaat
bagi pembaca sekalian. wassalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar