Sabtu, 21 November 2020

BAGAIMANA MEKANISME ALAMI TUBUH MENGHADAPI BAHAYA SYOK. Nadia Landy RSUD Sukamara.



Bagaimana mekanisme tubuh dalam mengatasi syok ? Apa sebenarnya syok itu ? Dan apa penyebabnya? Dalam dunia medis dikenal istilah syok. Syok adalah suatu keadaan dimana terjadi kekosongan didalam pembuluh darah terutama arteri. Seperti yang kita ketahui didalam tubuh darah diangkut melalui pembuluh darah. Dan darah tetap akan berada didalam jalur lintasannya yaitu pembuluh darah. Artinya darah tidak boleh keluar dari dalam pembuluh darah. Tubuh memiliki mekanisme agar darah tetap dapat dipertahankan berada didalam pembuluh darah. Jika darah keluar dari darlam pembuluh darah oleh sesuatu sebab, akan timbul suatu keadaan kegawatdaruratan yang disebut syok. Jika keadaan ini tidak segera dapat diatasi maka penderita akan meninggal dunia. Pada keadaan syok seluruh pembuluh arteri pada akhirnya akan melebar ( vasodilatasi ). Keadaan ini disebut hiperventilasi.
Pertanyaannya adalah bagaimana tubuh menjaga agar darah tetap berada didalam pembuluh darah?
1         Yang pertama adalah adanya protein bermolekul besar dalam plasma darah yang disebut Albumin. Didalam aliran darah terdapat dua fraksi utama protein yaitu albumin dan globulin. Albumin adalah protein dengan molekul besar sedang globulin bermolekul kecil. Ratio perbandingan antara albumin dengan globulin adalah 2 : 1. Globulin yang beredar dalam aliran darah lebih banyak dimanfaatkan untuk proses immunologi ( pembentukan gamma gobulin ). Sedang albumin yang bermolekul besar memiliki daya menarik atau menahan air yang besar ( sangat kuat ). Daya inilah yang menahan darah tetap berada didalam pembuluh darah dan tidak dapat keluar meninggalkan pembuluh darah.
2         Pada semua jaringan dan organ tubuh tersusun atau terbentuk dari satuan unit terkecil yang disebut sel. Begitu juga halnya dengan pembuluh darah baik arteri dan vena. Pada banyak sel-sel pembentuk jaringan dan organ tubuh, sel-selnya dapat dilalui atau dilintasi oleh air, keadaan ini disebut permeabel untuk dilalui air, tetapi pada sel-sel yang membentuk pembuluh darah baik arteri dan vena, sel-selnya yang disebut endotel tidak dapat dilalui atau dilintasi oleh albumin dalam darah ( impermeabel). Sehingga dengan tidak adanya albumin yang dapat keluar maka airpun tidak dapat kelar karena ya tarik albumin ini. Hal ini berlangsung terus kecuali terdapat suatu keadaan dimana terjadi kehilangan albumin dalam darah.
Kedua hal diatas, sifat impermeabel dan daya tarik albumin terhadap airlah yang tetap menjaga agar darah tetap berada didalam pembuluh darah.
Kembali kepada bahasan tentang syok, syok adalah suatu keadaan dimana darah pergi meninggalkan salurannya yaitu pembuluh darah, sehingga pembuluh darah menjadi kosong atau hanya sedikit berisi darah. Jumlah voleme darah pada tubuh manusia berkisar antara 4 – 6 liter. Hal ini dipengaruhi oleh besarnya massa tubuh, berat dan jenis kelamin. Keadaan syok juga dipengaruhi oleh jumlah volume darah ini. Pada pria dengan massa tubuh lebih besar daripada wanita umumnya memliki darah yang lebih banyak. Pada orang dengan jumlah darah kurang lebih 4 liter, kehilangan darah sekitar 700cc lebih telah dapat menimbulkan syok. Dalam keadaan ini seperti dijelaskan diatas pada akhirnya seluruh pembuluh darah arteri akan melebar ( vasodilatasi ). Keadaan apa saja yang dapat menimbulkan syok.
1         Perdarahan dan Luka.
2         Kehilangan protein albumin dalam darah atau kekuangan albumin darah.
Diatas telah dijelaskan bahwa sel pembuluh darah tidak dapat dilalui air atau air tidak dapat keluar masuk sel pembuluh darah ( impermeable ). Jika terjadi luka pada bagian manapun dari tubuh dan oleh sebab apapun baik kecelakaan maupun luka tusuk, sel-sel ini akan robek, rusak dan kehilangan permeabilitasnya. Kerusakan ini akan menyebabkan darah keluar dari dalam pembuluh darah, pembuluh darah akan kekurangan darah yang mengalir atau kehilangan banyak darah, maka terjadila syok yang diakibatkan perdarahan. Keadaan lain dapat terjadi dipicu oleh penyakit maag yang parah. Dimana terjadi kerusakan pembuluh darah dan terjadi perdarahan lambung.
Pada suatu keadaan terjadi kehilangan albumin dalam darah atau kadar albumin dalam darah berkurang dapat juga terjadi syok. Albumin berfungsi mengikat air agar tidak meninggalkan pembuluh darah. Diatas dijelaskan bahwa sel pembuluh darah tidak dapat dilalui albumin karena diameter pori-porinya sangat kecil. Albumin yang tetap berada dalam pembuluh darah ini memiliki daya tari yang kuat terhadap air. Sehingga airpun tidak dapat meninggakan pembuluh darah. Hal inlah yang menjaga agar air tetap berada dalam pembuluh darah. Namun pada beberapa penyakit dapat terjadi kehilangan albumin dalam jumlah besar, sehingga dengan tidak ada atau kurangnya albumin dalam darah ini maka kekuatan menarik airpun akan berkurang. Dan air segera akan keluar meninggalkan pembuluh darah menuju ruangan diluar pembuluh darah yang disebut ruangan intersisial ( interseluler). Dalam keadaan ini akan terjadi pembengkakan pada seluruh badan penderita yang biasa disebut oedem Anasarka karena ruangan-ruangan intersisial pada daerah tersebut dipenuhi oleh air. Jika genangan ini terjadi pada paru-paru maka akan timbul keadaan ang disebut oedema paru. Penderita dapat meninggal karena sesak nafas akibat situasi ini. Keadaan kehilangan albumin dalam darah ini sering terjadi pada keadaan dibawah ini :
1         Penyakit-penyakit ginjal misalnya Sindroma Nefrotik dan Glomerulus Nefritis Akut ( GNA ). Pada penyakit-penyakit ini akan terjadi kerusakan kapiler-kapiler glomerulus ginjal. Sama halnya seperti endotel pori-pori pembuluh darah, kapiler-kepiler ginjal inipun pori-porinya kecil sehingga tidak dapat dilalui sel atau partikel-pertikel dengan ukuran besar. Albumin berukuran besar sehingga tidak dapat melalui pori-pori kapiler ginjal ini. Namun pada kerusakan akibat penyakit sindroma nefrotik dan
2         Anafilaksis, suatu alergi yang berat dapat terjadi dipicu oleh antigen, substansi, zat atau partikel asin yang memasuki tubuh. Dalam keadaan ini akan dilepas banyak mediator-mediator zat alergi kedalam darah. Mediator-mediator ini akan melebarkan pori-pori sel endotel pembuluh darah. Sehingga pori-pori endotel yang semula diameternya kecil menjadi besar. Yang semula tidak dapat dilalui partikel albumin yang ukurannya besar menjadi dapat dilalui albumin. Albumin segera akan bergerak meninggalkan pembuluh darah dan diikuti air. Pembuluh darah akan kosong atau kekurangan aliran darah, vasodilatasi dan hiperventilasi akan segera terjadi. Jika keadaan ini tidak segera diatasi maka penderita dengan cepat akan meninggal.
3         Kekurangan albumin dalam darah juga dapat terjadi pada penyakit-penyakit kekurangan asupan nutrisi ( Kurang Gizi ) keadaan ini disebut Marasmus. Pada orang-orang yang kekurangan asupan makanan akibat kondisi sosial atau penyakit tertentu yang berakibat sulit menelan maka akan terjadi kekurangan asupan makanan terutama protein. Albumin dan globulin dibuat dan dibentuk dari protein yang kita makan. Jika asupan protein kurang maka akan sedikit atau tidak ada albumin yang dibuat. Akan terjadi kekurangan albumin dalam darah. Sehingga tidak ada yang dapat menahan air agar tetap berada dalam pembuluh darah. Air akan segera meninggalkan pembuluh darah dan syok pun dapat timbul kapan saja.
Dari penjelasan diatas setidaknya memberi pemahaman kepada kita bagaimana syok dapat terjadi dan apa saja penyebabnya. Pertanyaan lebih lanjut apa yang terjadi jika tubuh mengalami syok atau apakah ada mekanisme tertentu dari tubuh jika syok benar-benar terjadi?
Pada saat tubuh kehilangan darah dalam jumlah tertentu, maka darah yang mengalir akan berkurang jumlahnya daripada biasa. Pada percabangan-percabangan arteri terdapat reseptor untuk dapat mengontrol aliran darah yang mengalir. Pada saat aliran darah berkurang, reseptor-reseptor ini akan terangsang dan bereaksi. Sebagai reaksinya dikirimlah suatu signal ke otak dan pusat rasa haus pada  Hipotalamus . Hipotalamus akan bereaksi dengan melakukan 2 hal :
1        1  Rasa Haus Akan Timbul dan segera individu tersebut memiliki keinginan untuk minum. Dari air yang diminum ini diharap jumlah volume darah yang mengalir dapat segera dikoreksi.
2        2  Hipotalamus akan mengeluarkan substansi zat yang merupakan partikel-partikel hormon antidiuresis ( ADH ). Hormon ini dibuat di hipotalamus namun akan dibawa ke kelenjar Hipofisis Posterior melalui jalur kapiler khusus yang disebut Jalur Portal Hipotalamus Hipofisis. Dari lobus hipofisis posterior inilah hormon Antidiuresis ini akan diekresi kedalam darah. Hormon ini akan terbawa aliran darah ke ginjal, dan akan bekerja pada bagian distal dari ginjal. Keberadaan hormon ini pada bagian distal ginjal akan mempengaruhi bagian distal tersebut untuk mengabsorbsi kembali secara besar-besaran air yang mengalir pada tubulus distal ginjal. Hasil absorbi ini akan dimasukkan kembali kedalam aliran darah. Sebagai hasil dari kerja hormon ADH ini tidak akan ada urine yang terbentuk karena tubuh melakukan penghematan air secara besar-besaran. Itulah sebabnya mengapa hormon ini disebut sebagai hormon antidiuresis. Dari 2 hal ini yaitu reflek haus dan meminum sejumlah air ditambah penghematan pengeluaran air tubuh diharapkan keadaan syok dapat segera teratasi.
2 Jika dua mekanisme diatas telah dilakukan namun keadaan syok belum teratasi maka tubuh akan melakukan tahapan kedua dari perlindungan tubuh terhadap bahaya syok. Tahapan ini dilakukan dengan melepaskan 2 hormon kedalam aliran darah. Kedua hormon tersebut adalah:
1         Adrenalin yang dilepaskan Bagian medula Kelenjar Adrenal Ginjal. Ginjal terdiri dari 2 bagian, bagian luar disebut bagian korteks menghasilkan hormon kortikosteroid dan bagian dalam disebut bagial Medula yang menghasilkan hormon Adrenalin. Hormon adrenalin ini termasuk hormon stress, jika hormon ini keluar dan terdapat pada aliran darah akan menyebabkan penyempitan lubang ( lumen ) pembuluh darah arteri atau yang dikenal dengan nama Vasokonstriksi. Vasokonstriksi disini adalah vasokonstriksi yang bersifat temporer atau berlangsung hanya sementara saja. Adrenalin ini dapat disekresi jika ada rangsangan dari hormon Adenocorticotropik Hormon ( ACTH ) yang dihasilkan bagian Anterior Hipofisis.
2         Pada tahapan kedua ini selain melepas adrenalin, akan dilepas juga Noradrenalin oleh serabut-serabut saraf arteriol. Pada Arteri dan arteriol terdapat reseptor alpha. Jika reseptor alpha ini dirangsang oleh penurunan tekanan pada pembuluh darah arteri akibat berkurangnya aliran darah yang mengalir, maka sebagai kompensasinya akan dilepaskan Noradrenalin tersebut. Sama seperti adrenalin, noradrenalin bersifat vasokontriktor kuat. Keberadaan noradrenalin akan menyebabkan pengecilan lumen atau lubang dari seluruh arteriol tubuh. Sehingga tekakan darah akan naik. Namun penyempitan lumen disini bersifat sementara atau temporer. Jika tekanan darah dapat dinaikkan diharapkan keadaan syok dapat segera teratasi.
3 Jika pada tahapan 2 diatas syok belum teratasi juga maka kompensasi tubuh terhadap keadaan syok akan melakukan tahapan yang ketiga. Tahapan yang ketiga ini adalah tahapan yang terakhir melalui pengaktifan sistem RAAS ( Renin Angiostensin Aldosteron Sistem ). Apa itu RAAS sistem? RAAS adalah mekanisme terakhir perlindungan tubuh dalam mengatasi syok. Efek yang akan ditimbulkan oleh pengaktifan RAAS sistem ini akan bersifat permanen. Mekanisme kerja RAAS adalah  sebagai berikut. Setiap ginjal yang sakit akan melepaskan suatu zat yang dinamakan Renin. Pada tahap kedua diatas dikatakan bahwa efek adrenalin dan noradrenalin menyebabkan vasokonstriksi atau pengecilan lumen ( lubang ) seluruh arteri dan arteriol pada tubuh. Tidak terkecuali juga arteri Renalis yang menyuplai darah ke ginjal. Vasokonstriksi arteri renalis ke ginjal ini menyebabkan suplai darah ke ginjal berkurang. Seperti kita tahu oksigen dan nutrisi diangkut ke seluruh jaringan dan organ tubuh melalui aliran darah. Berkurangnya suplai darah ke ginjal berakibat berkurangnya pasokan oksigen dan nutrisi ke ginjal terutama oksigen. Hal ini akan berdampak ginjal mengalami hipoksia jaringan dan berakibat beberapa sel-sel ginjal mengalami kerusakan. Kerusakan sel-sel ginjal ini akan menyebabkan dilepaskannya Renin ke dalam darah. Apa yang terjadi setelah Renin dilepaskan kedalam aliran darah? Didalam aliran darah normalnya terdapat substansi yang disebut Angiostensinogen. Angiostensinogen ini adalah bentuk yang tidak aktif ( inaktif ). Jika terdapat renin dalam darah angiostensinogen ini menjadi aktif. Didalam darah juga terdapat suatu substansi lain yang disebut angiostensin 1. Angiostensinogen yang inaktif tidak akan mempunyai efek terhadap angiostensin 1. Namun jika angiostensinogen tersebut telah diaktifkan oleh renin maka angiostensinogen tersebut akan mengubah angiostensin 1 menjadi angiostensin 2. Disinilah muncul masalahnya. Angiostensin 2 ini adalah vasokontriktor pembuluh darah arteri yang sangat kuat sekali. Keberadaan angiostensin 2 ini dapat membuat seluruh pembuluh darah arteri tubuh menjadi vasokontriksi secara permanen. Jika keadaan ini disebabkan oleh penyakit ginjal maka penderita akan menderita tekanan darah tinggi berat yang menetap. Namun pada keadaan syok hal ini merupakan mekanisme fisiologis tubuh  untuk mengatasi syok yang terjadi . Jika mekanisme ini gagal juga dan syok tetap tidak teratasi maka penderita akan meninggal dunia.
Jadi dalam setiap kejadian syok secara spontan tubuh sebenarnya melakukan 3 tahapan mekanisme perlindungan terutama terhadap organ-organ vital seperti jantung dan otak dan juga secara bersamaan melakukan mekanisme otomatis untuk mengatasi syok yang terjadi tersebut. Ketiga tahapan tersebut antara lain :
1         Tahap 1 terdiri dari Reflek haus dan pelepasan Antidiuretik Hormon ( ADH ) / Vassopressin.
2         Tahap 2 terdiri dari pelepasan adrenalin dan noradrenalin dan
3         Tahap 3 pengaktifan RAAS sistem.
Pada tahap 1 yang tidak teratasi sebenarnya sudah harus dilakukan intervensi dari luar oleh dokter berupa pemasukan cairan pengganti atau darah sekaligus mencari dan menghentikan sumber perdarahan. Karena jika mengandalkan mekanisme fisiologis tubuh ini saja sementara perdarahan tetap berlangsung maka pasien juga dapat berada dalam keadaan bahaya.
Demikian penjelasan mengenai syok diatas semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian. wassalam.
  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar