Sabtu, 21 November 2020

Pelantikan Pengurus IDI cabang Sukamara.

Dokter bergaya..miss u all friends.

Foto kenangan

Hanya ini yg tersisa kenangan dari almarhum ayah...mantan Komandan Pasukan Pengamanan Presiden era Pak Harto..

Me

BRONKHITIS DAN BRONKHIOLITIS. Nadia Landy RSUD Sukamara.

Bronkhitis adalah peradangan pada bronkhus sedang bronkhiolitis adalah peradangan pada cabang-cabang bronkhus yang lebih kecil lagi yang terdapat pada paru-paru dan membentuk serabut-serabut yang sering disebut sebagai pohon paru.
Paru-paru berfungsi untuk proses pernafasan.  Paru-paru pada manusia ada 2 buah kanan dan kiri. Paru-paru terdiri dari atau dibentuk oleh bagian paru yang lebih kecil yang disebut lobus paru. Sama seperti organ dan jaringan lainnya pada seluruh tubuh, paru-paru manusia dibentuk dari satuan unit terkecil yang disebut sel. Sel paru-paru disebut alveolus. Jadi paru-paru dibentuk dan tersusun dari alveolus-alveolus paru (alveoli). Pada paru-paru terdapat bagian utama untuk proses pernafasan yang disebut membran respirasi. Membran respirasi ini dibentuk dari kumpulan alveolus-alveolus paru dengan serabut-serabut pembuluh darah yang terkecil baik dari arteri maupun vena. Serabut-serabut terkecil dari arteri disebut arteriol dan serabut terkecil dari vena disebut venula. Secara bersama-sama alveoli, arteriol dan venula ini akan membentuk membran respirasi. Pada membran respirasi inilah terjadi pertukaran oksigen (O2) dan karbondiksida (CO2) antara alveolus paru dengan arteri dan arteriol. Dimana oksigen yang penuh pada alveoli sewaktu menarik nafas (inspirasi) segera akan berpindah ke dalam pembuluh darah venula untuk dibawa peredaran darah keseluruh tubuh. Sedang sewaktu menghembuskan nafas (ekspirasi) dimana kadar karbondioksida yang tinggi pada arteriol akan berpindah kembali ke alveoli untuk dibuang keluar tubuh sewaktu ekspirasi berikutnya. Begitulah proses ini terjadi secara terus menerus.
Sebelum kita bahas lebih lanjut perlu saya jelaskan susunan anatomi dari saluran nafas manusia. Bagian terluar adalah lubang hidung ( khoana). setelah lubang hidung akan memasuki trakea yang telah  merupakan jalur saluran nafas yang sesungguhnya. Dibelakang trakea akan berlanjut menjadi bronkhus utama. Bronkus utama ini akan bercabang dua, satu menuju paru-paru kanan dan satu lagi menuju paru-paru kiri.Didalam paru-paru bronkhus utama kiri dan kanan ini akan bercabang menjadi bronkhus yang lebih kecil-kecil yang disebut Bronkhiolus. Dan bronkhiolus yang juga disebut pohon paru ini karena membentuk serabut akan berjalan diantara sel-sel paru yang disebut alveolus. Antara bronkhiolus dengan alveoli saling terhubung secara langsung dimana tekanan pada bronkhiolus dengan alveoli sama atau berjalan linear. Artinya jika bronkhiolus dipenuhi oksigen demikian juga halnya dengan alveoli dan sewaktu arah sebaliknya jika alveoli dipenuhi karbondioksida demikian juaga halnya dengan bronkhiolus. Jadi jika diurut dari sebelah luar jalur nafas terdiri dari Lubang hidung (khoana) - Trakea - Bronkhus utama - Bronkhus utama kanan dan kiri - bronkhiolus - alveolus paru-paru. Dari penjelasan ini sebagian dari proses pernafasan sudah kita pahami.
Proses pernafasan disebut inspirasi yang secara fisiologis terbagi 2 yaitu:
1  Inspirasi yaitu tindakan menarik nafas (inhale) atau menghirup udara.
2  Ekspirasi yaitu tindakan menghembuskan nafas atau membuang nafas.
Sewaktu inspirasi sejumlah oksigen (O2) akan dihirup dari udara dan dimasukkan ke paru-paru melalui jalur-jalur diatas. Dan sebaliknya sewaktu ekspirasi sejumlah Karbondioksida (CO2) akan dibuang dari tubuh melalui jalur yang sama juga. Siklus pernafasan ini baik inspirasi maupun ekspirasi secara spontan akan terjadi secara terus menerus. Pertanyaannya mengapa manusia perlu bernafas dan apa yang terjadi pada membran respirasi sewaktu proses pernafasan. Manusia perlu bernafas karena semua sel pada tubuh memerlukan oksigen. Oksigenasi sel ini diperlukan dalam proses metabolisme sel untuk mengubah nutrisi (glukosa ) menjadi bahan bakar untuk keperluan aktivitas sel-sel tersebut. Didalam proses perubahan ini mutlak memerlukan oksigen. Hasil dari metabolisme dengan menggunakan O2 ini akan menghasilkan karbondioksida ( CO2). Karbondioksida inilah yang akan dibuang tubuh pada proses ekspirasi atau menghembuskan nafas. Normalnya proses inspirasi akan memakan waktu lebih lama daripada ekspirasi. Pada membran respirasi sewaktu inspirasi atau menarik nafas maka paru-paru akan membesar karena dipenuhi udara, sel-sel alveoli paru yang dipenuhi udara ini akan memiliki tekanan yang tinggi, hal ini secara otomatis akan membuat oksigen pada alveoli berpindah kedalam venula paru-paru yang memiliki tekanan lebih rendah. setelah berpindah didalam aliran darah oksigen ini akan diikiat oleh hemoglobin. Hemoglobin adalah zat warna yang terdapat didalam Eritrosit atau sel darah merah. Hemoglobin mampu mengikat oksigen karena memiliki rantai kimia yang mampu menangkap oksigen. Setiap hemoglobin didalam satu eritrosit memiliki 4 rantai kimia tersebut, berarti satu eritrosit dengan hemoglobinnya mampu mengikat 4 molekul oksigen. Bayangkan jika jumlah eritrosit / ul darah ada 4,5 - 5,5 juta, berapa molekul oksigen yang dapat diikat dan diangkut melalu peredaran darah. Itu sebabnya pada penderita anemia ( kekurangan hemoglobin dalam darah) akan terjadi berbagai gangguan yang diakibatkan tidak terjadinya proses oksigenasi jaringan. Dimana jaringan, organ dan sel-selnya akan menggunakan karbondioksida untuk menggantikan oksigen melalui proses metabolisme Anaerob. Metabolisme seperti ini adalah metabolisme yang tidak baik. Karena dengan cepat akan terjadi penimbunan asam laktat dengan akibat asidosis dan pergeseran PH darah menjadi sangat asam. Kembali kepada membran respirasi dimana oksigen yang memasuki alveolus paru akan diteruskan keseluruh tubuh dengan menggunakan hemoglobin sebagai kendaraan transportnya. Sementara itu sewaktu oksigen berpindah, pada saat itupula akan terjadi perpindahan karbondioksida dari arteriol pembuluh darah memasuki alveolus paru. yang mana Karbondioksida ini akan dibuang keluar tubuh pada proses ekspirasi berikutnya. Jadi sebenarnya sewaktu inspirasi dalam terjadi pertukaran antara oksigen dengan karbondioksida. Proses pertukaran ini disebut dengan DIFUSI.
Dari penjelasan diatas kita dapat memahami bagaimana proses pernafasan berlangsung terutama pada lokasi utama disekitar membran respirasi. Pada penyakit bronkhitis maupun bronkhiolitis proses ini terganggu. Terutama pada membran respirasi. Tidak ada atau akan sedikit oksigen yang memasuki peredaran darah. Berarti oksigenasi sel-sel organ dan jaringan tidak terjadi, sel-sel akan menggunakan karbondioksida sebagai pengganti oksigen. akan dihasilkan asam laktat yang sangat banyak. Darah akan cepat menjadi asam dan pergeseran PH terjadi. Dalam selang waktu beberapa lama akan timbul suatu keadaan berat yang disebut asidosis sebagai akibat pergeseran PH tadi. Jika keadaan ini tidak segera diatasi penderita akan meninggal dunia karena asidosis metabolik ( suatu keadaan asidosis yang tidak dapat di reverse / point of no return).
Mengingat berat dan fatalnya akibat diatas perlu dipahami bagaimana terjadinya bronkhitis dan bronkhiolitis. Proses terjadinya sama hanya jika mengenai bronkhus utama disebut bronkhitis dan jika mengenai bronkhiolus disebut bronkhiolitis. Apa saja penyebabnya?
1  Infeksi oleh berbagai bakteri, parasit dan virus yang masuk melalui saluran nafas.
2  kontak dengan beberapa bahan-bahan yang bersifat iritan seperti asap rokok, pestisida, bahan
    kimia, asap atau uap yang dapat mengiritasi saluran nafas atas dan bawah dan lain sebagainya.
Bagaimana proses terjadinya? Bahan-bahan diatas akan memasuki saluran nafas bersama udara yang kita hirup sewaktu proses inspirasi. Karena bahan-bahan tersebut bersifat iritatif, sewaktu memasuki saluran nafas akan mengiritasi jalur yang dilaluinya. Dalam hal ini dinding saluran nafas dan sel-selnya. Hal ini akan menyebabkan mekanisme proses peradangan terjadi. Immunitas tubuh akan bereaksi terhadap masuknya partikel-partikel yang tidak dikenal tersebut dan terjadilah peradangan. Jika peradangan terus menerus berlangsung akan terjadilah kerusakan sel dan endapan kalsium. sel-sel saluran nafas akan mengeras dan menjadi kaku. Sewaktu proses pernafasan akan kehilangan elastisitasnya. Dan hal ini akan berakibat gangguan pertukaran O2 dan CO2 pada membran respirasi. Oksigen akan terhambat memasuki tubuh. Kadarnya dalam dara akan jauh berkurang sehingga oksigenasi jaringan tidak dapat berlangsung. Dilain pihak CO2 akan menumpuk dalam darah. Kadarnya akan sangat meninggi. Oleh karena tiada oksigen maka sel-sel tubuh akan menggunakan CO2 ini untuk metabolisme sel melalui proses metabolisme anaerob, Laktat akan segera terbentuk dengan cepat dan banyak, akan terjadi pergeseran PH darah menjadi sangat asam, Asidosis metabolik akan terjadi. Jika tidak segera dikoreksi maka pasien akan meninggal.
Bagaimana timbulnya proses peradangan lokal seperti yang diuraikan diatas? Sewaktu zat iritatif tersebut melewati saluran nafas terjadi iritasi. Proses iritasi ini akan membawa sel-sel darah putih bergerak kesana. Akan dilepaskan faktor-faktr peradangan yang menyebabkan inflamasi.  Akan terjadi pembengkakan dari saluran nafas tersebut ( oedem). Pembengkakan ini terjadi karena zat-zat peradangan yang dilepas akan membuat vasodilatasi pembuluh darah. sehingga aliran darah akan terfokus ke tempat timbulnya peradangan. Ditambah lagi zat-zat peradangan akan menyebabkan permeabilitas sel menjadi berkurang. Sel-sel akan mudah dimasuki air dan membengkak. Pada saluran nafas terjadi pembengkakan mukosa lendir dimana selain bengkak akan diproduksi lendir ( sekret ) yang sangat banyak. Saluran nafas akan menyempit akibat pembengkakan ini membuat lubang atau lumen saluran nafas menjadi sempit ditambah lagi dengan produksi lendir yang banyak. Salran nafas dapat tertutup (obstruksi). Hal ini akan menyebabkan kesulitan bernafas dan pasien akan sesak nafas.Jika pasien mengidap asma bronkhiale hal ini akan bertambah buruk lagi. Jika peradangan berlangsung lama maka akan terjadi kerusakan sel. Setiap kerusaan se akan mengundang kedaangan trombosit dalam darah. Trombosit akan selalu mengarah ketempa dimana terjadi kerusakan sel. Hal ini disebabkan kerja tromboksan. Tromboksanlah yang bertanggung jawab terhadap keberadaan trombosit pada daerah-daerah yang mengalami kerusakan. Trombosit adalah komponen sel darah yang bertugas menghentikan jika terjadi perdarahan. Trombosit berukuran lebih kecil dari Eritrosit ( sel darah merah ), tidak memiliki inti dan bersifat rapuh atau mudah pecah. Jika trombosit berkumpul atau terjadi kumpulan trombosit maka akan bergesekan satu sama lain. Trombosit akan pecah. Sewaktu trombosit pecah akan keluar 2 komponen:
1  Serotonin yang merupakan salah satu dari komponen alegi.
2  Benang-benang fibrin.
Serotonin adalah salah satu komponen inflamasi yang akan dilepas kedalam darah sewaktu terjadi peradangan. Serotonin dapat merangsang serabut saraf disekitarnya dan menimbulkan rasa nyeri. Sehingga rasa nyeri akan timbul didada sewaktu penderita bronkhitis dan bronkhiolitis batuk.
Benang-benang fibrin berbentuk memanjang seperti benang. Bersifat lengket dana dapat menempel pada apa saja yang dihinggapinya. Sewaktu benang-benang fibrin menempel pada sel-sel saluran nafas yang mengalami kerusakan akan menarik dan mengikat apa saja yang mengalir dalam aliran darah. Permasalahannya jika yang ditarik kalsium. Kalsium adalah elektrolit darah atau salah satu ion yang mengalir dalam darah. Kalsium bersifat mudah mengendap dimana saja. Jika kalsium mengendap maka akan terjadi pengerasan jaringan dimana terjadi endapan kalsium tersebut. Pada kasus ini akan terjadi pengendapan kalsium pada epitel saluran nafas yang rusak dan berakhir denganpengerasa jaringan tersebut. Saluran nafas dan epitelnya menjadi tidak elastis dan sangat kaku. Proses pernafasan akan terganggu. Karena saluran nafas yang tidak elastis ditambah lubang salurannya tertutup akibat pembengkakan dan produksi lendir yang banyak. Oksigen yang memasuki darah akan berkurang begitu juga karbondioksida akan sangat banyak terbentuk dan timbulah kelainan diatas. Penderita akan mengalami gejala-gejala sebabgai berikut:
1  Batuk-batuk sebagai usaha untuk membuang lendir dalam saluran nafas.
2  Sesak nafas karena sumbatan saluran nafas seperti yang dijelaskan diatas.
3  Dapat disertai rasa nyeri pada dada.
4  Mudah letih karena mengalami kekurangan oksigen dalam darah.
5  Dan lain-lain.
Gejala pada setiap orang tidak mutlak sama dan bervariasi. Tergantung seberapa cepat respon immun seseorang terjadi.Jka meemukan gejala diatas atau merasa sesak nafas segeralah konsultasikan dengan dokter anda. Karena gejala sesak nafaspun dapat juga ditemukan pada kelainan dan penyakit lainnya.
Jadi kembali saya ulangi Bronkhitis adalah peradangan pada bronkhus dan Bonkhilitis peradangan pada bronkhiolus. Penyebab dan gejalanya hampir sama hanya saja lokasinya yang berbeda.
Semoga penjelasan ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian. Wassalam.

BAGAIMANA MEKANISME ALAMI TUBUH MENGHADAPI BAHAYA SYOK. Nadia Landy RSUD Sukamara.



Bagaimana mekanisme tubuh dalam mengatasi syok ? Apa sebenarnya syok itu ? Dan apa penyebabnya? Dalam dunia medis dikenal istilah syok. Syok adalah suatu keadaan dimana terjadi kekosongan didalam pembuluh darah terutama arteri. Seperti yang kita ketahui didalam tubuh darah diangkut melalui pembuluh darah. Dan darah tetap akan berada didalam jalur lintasannya yaitu pembuluh darah. Artinya darah tidak boleh keluar dari dalam pembuluh darah. Tubuh memiliki mekanisme agar darah tetap dapat dipertahankan berada didalam pembuluh darah. Jika darah keluar dari darlam pembuluh darah oleh sesuatu sebab, akan timbul suatu keadaan kegawatdaruratan yang disebut syok. Jika keadaan ini tidak segera dapat diatasi maka penderita akan meninggal dunia. Pada keadaan syok seluruh pembuluh arteri pada akhirnya akan melebar ( vasodilatasi ). Keadaan ini disebut hiperventilasi.
Pertanyaannya adalah bagaimana tubuh menjaga agar darah tetap berada didalam pembuluh darah?
1         Yang pertama adalah adanya protein bermolekul besar dalam plasma darah yang disebut Albumin. Didalam aliran darah terdapat dua fraksi utama protein yaitu albumin dan globulin. Albumin adalah protein dengan molekul besar sedang globulin bermolekul kecil. Ratio perbandingan antara albumin dengan globulin adalah 2 : 1. Globulin yang beredar dalam aliran darah lebih banyak dimanfaatkan untuk proses immunologi ( pembentukan gamma gobulin ). Sedang albumin yang bermolekul besar memiliki daya menarik atau menahan air yang besar ( sangat kuat ). Daya inilah yang menahan darah tetap berada didalam pembuluh darah dan tidak dapat keluar meninggalkan pembuluh darah.
2         Pada semua jaringan dan organ tubuh tersusun atau terbentuk dari satuan unit terkecil yang disebut sel. Begitu juga halnya dengan pembuluh darah baik arteri dan vena. Pada banyak sel-sel pembentuk jaringan dan organ tubuh, sel-selnya dapat dilalui atau dilintasi oleh air, keadaan ini disebut permeabel untuk dilalui air, tetapi pada sel-sel yang membentuk pembuluh darah baik arteri dan vena, sel-selnya yang disebut endotel tidak dapat dilalui atau dilintasi oleh albumin dalam darah ( impermeabel). Sehingga dengan tidak adanya albumin yang dapat keluar maka airpun tidak dapat kelar karena ya tarik albumin ini. Hal ini berlangsung terus kecuali terdapat suatu keadaan dimana terjadi kehilangan albumin dalam darah.
Kedua hal diatas, sifat impermeabel dan daya tarik albumin terhadap airlah yang tetap menjaga agar darah tetap berada didalam pembuluh darah.
Kembali kepada bahasan tentang syok, syok adalah suatu keadaan dimana darah pergi meninggalkan salurannya yaitu pembuluh darah, sehingga pembuluh darah menjadi kosong atau hanya sedikit berisi darah. Jumlah voleme darah pada tubuh manusia berkisar antara 4 – 6 liter. Hal ini dipengaruhi oleh besarnya massa tubuh, berat dan jenis kelamin. Keadaan syok juga dipengaruhi oleh jumlah volume darah ini. Pada pria dengan massa tubuh lebih besar daripada wanita umumnya memliki darah yang lebih banyak. Pada orang dengan jumlah darah kurang lebih 4 liter, kehilangan darah sekitar 700cc lebih telah dapat menimbulkan syok. Dalam keadaan ini seperti dijelaskan diatas pada akhirnya seluruh pembuluh darah arteri akan melebar ( vasodilatasi ). Keadaan apa saja yang dapat menimbulkan syok.
1         Perdarahan dan Luka.
2         Kehilangan protein albumin dalam darah atau kekuangan albumin darah.
Diatas telah dijelaskan bahwa sel pembuluh darah tidak dapat dilalui air atau air tidak dapat keluar masuk sel pembuluh darah ( impermeable ). Jika terjadi luka pada bagian manapun dari tubuh dan oleh sebab apapun baik kecelakaan maupun luka tusuk, sel-sel ini akan robek, rusak dan kehilangan permeabilitasnya. Kerusakan ini akan menyebabkan darah keluar dari dalam pembuluh darah, pembuluh darah akan kekurangan darah yang mengalir atau kehilangan banyak darah, maka terjadila syok yang diakibatkan perdarahan. Keadaan lain dapat terjadi dipicu oleh penyakit maag yang parah. Dimana terjadi kerusakan pembuluh darah dan terjadi perdarahan lambung.
Pada suatu keadaan terjadi kehilangan albumin dalam darah atau kadar albumin dalam darah berkurang dapat juga terjadi syok. Albumin berfungsi mengikat air agar tidak meninggalkan pembuluh darah. Diatas dijelaskan bahwa sel pembuluh darah tidak dapat dilalui albumin karena diameter pori-porinya sangat kecil. Albumin yang tetap berada dalam pembuluh darah ini memiliki daya tari yang kuat terhadap air. Sehingga airpun tidak dapat meninggakan pembuluh darah. Hal inlah yang menjaga agar air tetap berada dalam pembuluh darah. Namun pada beberapa penyakit dapat terjadi kehilangan albumin dalam jumlah besar, sehingga dengan tidak ada atau kurangnya albumin dalam darah ini maka kekuatan menarik airpun akan berkurang. Dan air segera akan keluar meninggalkan pembuluh darah menuju ruangan diluar pembuluh darah yang disebut ruangan intersisial ( interseluler). Dalam keadaan ini akan terjadi pembengkakan pada seluruh badan penderita yang biasa disebut oedem Anasarka karena ruangan-ruangan intersisial pada daerah tersebut dipenuhi oleh air. Jika genangan ini terjadi pada paru-paru maka akan timbul keadaan ang disebut oedema paru. Penderita dapat meninggal karena sesak nafas akibat situasi ini. Keadaan kehilangan albumin dalam darah ini sering terjadi pada keadaan dibawah ini :
1         Penyakit-penyakit ginjal misalnya Sindroma Nefrotik dan Glomerulus Nefritis Akut ( GNA ). Pada penyakit-penyakit ini akan terjadi kerusakan kapiler-kapiler glomerulus ginjal. Sama halnya seperti endotel pori-pori pembuluh darah, kapiler-kepiler ginjal inipun pori-porinya kecil sehingga tidak dapat dilalui sel atau partikel-pertikel dengan ukuran besar. Albumin berukuran besar sehingga tidak dapat melalui pori-pori kapiler ginjal ini. Namun pada kerusakan akibat penyakit sindroma nefrotik dan
2         Anafilaksis, suatu alergi yang berat dapat terjadi dipicu oleh antigen, substansi, zat atau partikel asin yang memasuki tubuh. Dalam keadaan ini akan dilepas banyak mediator-mediator zat alergi kedalam darah. Mediator-mediator ini akan melebarkan pori-pori sel endotel pembuluh darah. Sehingga pori-pori endotel yang semula diameternya kecil menjadi besar. Yang semula tidak dapat dilalui partikel albumin yang ukurannya besar menjadi dapat dilalui albumin. Albumin segera akan bergerak meninggalkan pembuluh darah dan diikuti air. Pembuluh darah akan kosong atau kekurangan aliran darah, vasodilatasi dan hiperventilasi akan segera terjadi. Jika keadaan ini tidak segera diatasi maka penderita dengan cepat akan meninggal.
3         Kekurangan albumin dalam darah juga dapat terjadi pada penyakit-penyakit kekurangan asupan nutrisi ( Kurang Gizi ) keadaan ini disebut Marasmus. Pada orang-orang yang kekurangan asupan makanan akibat kondisi sosial atau penyakit tertentu yang berakibat sulit menelan maka akan terjadi kekurangan asupan makanan terutama protein. Albumin dan globulin dibuat dan dibentuk dari protein yang kita makan. Jika asupan protein kurang maka akan sedikit atau tidak ada albumin yang dibuat. Akan terjadi kekurangan albumin dalam darah. Sehingga tidak ada yang dapat menahan air agar tetap berada dalam pembuluh darah. Air akan segera meninggalkan pembuluh darah dan syok pun dapat timbul kapan saja.
Dari penjelasan diatas setidaknya memberi pemahaman kepada kita bagaimana syok dapat terjadi dan apa saja penyebabnya. Pertanyaan lebih lanjut apa yang terjadi jika tubuh mengalami syok atau apakah ada mekanisme tertentu dari tubuh jika syok benar-benar terjadi?
Pada saat tubuh kehilangan darah dalam jumlah tertentu, maka darah yang mengalir akan berkurang jumlahnya daripada biasa. Pada percabangan-percabangan arteri terdapat reseptor untuk dapat mengontrol aliran darah yang mengalir. Pada saat aliran darah berkurang, reseptor-reseptor ini akan terangsang dan bereaksi. Sebagai reaksinya dikirimlah suatu signal ke otak dan pusat rasa haus pada  Hipotalamus . Hipotalamus akan bereaksi dengan melakukan 2 hal :
1        1  Rasa Haus Akan Timbul dan segera individu tersebut memiliki keinginan untuk minum. Dari air yang diminum ini diharap jumlah volume darah yang mengalir dapat segera dikoreksi.
2        2  Hipotalamus akan mengeluarkan substansi zat yang merupakan partikel-partikel hormon antidiuresis ( ADH ). Hormon ini dibuat di hipotalamus namun akan dibawa ke kelenjar Hipofisis Posterior melalui jalur kapiler khusus yang disebut Jalur Portal Hipotalamus Hipofisis. Dari lobus hipofisis posterior inilah hormon Antidiuresis ini akan diekresi kedalam darah. Hormon ini akan terbawa aliran darah ke ginjal, dan akan bekerja pada bagian distal dari ginjal. Keberadaan hormon ini pada bagian distal ginjal akan mempengaruhi bagian distal tersebut untuk mengabsorbsi kembali secara besar-besaran air yang mengalir pada tubulus distal ginjal. Hasil absorbi ini akan dimasukkan kembali kedalam aliran darah. Sebagai hasil dari kerja hormon ADH ini tidak akan ada urine yang terbentuk karena tubuh melakukan penghematan air secara besar-besaran. Itulah sebabnya mengapa hormon ini disebut sebagai hormon antidiuresis. Dari 2 hal ini yaitu reflek haus dan meminum sejumlah air ditambah penghematan pengeluaran air tubuh diharapkan keadaan syok dapat segera teratasi.
2 Jika dua mekanisme diatas telah dilakukan namun keadaan syok belum teratasi maka tubuh akan melakukan tahapan kedua dari perlindungan tubuh terhadap bahaya syok. Tahapan ini dilakukan dengan melepaskan 2 hormon kedalam aliran darah. Kedua hormon tersebut adalah:
1         Adrenalin yang dilepaskan Bagian medula Kelenjar Adrenal Ginjal. Ginjal terdiri dari 2 bagian, bagian luar disebut bagian korteks menghasilkan hormon kortikosteroid dan bagian dalam disebut bagial Medula yang menghasilkan hormon Adrenalin. Hormon adrenalin ini termasuk hormon stress, jika hormon ini keluar dan terdapat pada aliran darah akan menyebabkan penyempitan lubang ( lumen ) pembuluh darah arteri atau yang dikenal dengan nama Vasokonstriksi. Vasokonstriksi disini adalah vasokonstriksi yang bersifat temporer atau berlangsung hanya sementara saja. Adrenalin ini dapat disekresi jika ada rangsangan dari hormon Adenocorticotropik Hormon ( ACTH ) yang dihasilkan bagian Anterior Hipofisis.
2         Pada tahapan kedua ini selain melepas adrenalin, akan dilepas juga Noradrenalin oleh serabut-serabut saraf arteriol. Pada Arteri dan arteriol terdapat reseptor alpha. Jika reseptor alpha ini dirangsang oleh penurunan tekanan pada pembuluh darah arteri akibat berkurangnya aliran darah yang mengalir, maka sebagai kompensasinya akan dilepaskan Noradrenalin tersebut. Sama seperti adrenalin, noradrenalin bersifat vasokontriktor kuat. Keberadaan noradrenalin akan menyebabkan pengecilan lumen atau lubang dari seluruh arteriol tubuh. Sehingga tekakan darah akan naik. Namun penyempitan lumen disini bersifat sementara atau temporer. Jika tekanan darah dapat dinaikkan diharapkan keadaan syok dapat segera teratasi.
3 Jika pada tahapan 2 diatas syok belum teratasi juga maka kompensasi tubuh terhadap keadaan syok akan melakukan tahapan yang ketiga. Tahapan yang ketiga ini adalah tahapan yang terakhir melalui pengaktifan sistem RAAS ( Renin Angiostensin Aldosteron Sistem ). Apa itu RAAS sistem? RAAS adalah mekanisme terakhir perlindungan tubuh dalam mengatasi syok. Efek yang akan ditimbulkan oleh pengaktifan RAAS sistem ini akan bersifat permanen. Mekanisme kerja RAAS adalah  sebagai berikut. Setiap ginjal yang sakit akan melepaskan suatu zat yang dinamakan Renin. Pada tahap kedua diatas dikatakan bahwa efek adrenalin dan noradrenalin menyebabkan vasokonstriksi atau pengecilan lumen ( lubang ) seluruh arteri dan arteriol pada tubuh. Tidak terkecuali juga arteri Renalis yang menyuplai darah ke ginjal. Vasokonstriksi arteri renalis ke ginjal ini menyebabkan suplai darah ke ginjal berkurang. Seperti kita tahu oksigen dan nutrisi diangkut ke seluruh jaringan dan organ tubuh melalui aliran darah. Berkurangnya suplai darah ke ginjal berakibat berkurangnya pasokan oksigen dan nutrisi ke ginjal terutama oksigen. Hal ini akan berdampak ginjal mengalami hipoksia jaringan dan berakibat beberapa sel-sel ginjal mengalami kerusakan. Kerusakan sel-sel ginjal ini akan menyebabkan dilepaskannya Renin ke dalam darah. Apa yang terjadi setelah Renin dilepaskan kedalam aliran darah? Didalam aliran darah normalnya terdapat substansi yang disebut Angiostensinogen. Angiostensinogen ini adalah bentuk yang tidak aktif ( inaktif ). Jika terdapat renin dalam darah angiostensinogen ini menjadi aktif. Didalam darah juga terdapat suatu substansi lain yang disebut angiostensin 1. Angiostensinogen yang inaktif tidak akan mempunyai efek terhadap angiostensin 1. Namun jika angiostensinogen tersebut telah diaktifkan oleh renin maka angiostensinogen tersebut akan mengubah angiostensin 1 menjadi angiostensin 2. Disinilah muncul masalahnya. Angiostensin 2 ini adalah vasokontriktor pembuluh darah arteri yang sangat kuat sekali. Keberadaan angiostensin 2 ini dapat membuat seluruh pembuluh darah arteri tubuh menjadi vasokontriksi secara permanen. Jika keadaan ini disebabkan oleh penyakit ginjal maka penderita akan menderita tekanan darah tinggi berat yang menetap. Namun pada keadaan syok hal ini merupakan mekanisme fisiologis tubuh  untuk mengatasi syok yang terjadi . Jika mekanisme ini gagal juga dan syok tetap tidak teratasi maka penderita akan meninggal dunia.
Jadi dalam setiap kejadian syok secara spontan tubuh sebenarnya melakukan 3 tahapan mekanisme perlindungan terutama terhadap organ-organ vital seperti jantung dan otak dan juga secara bersamaan melakukan mekanisme otomatis untuk mengatasi syok yang terjadi tersebut. Ketiga tahapan tersebut antara lain :
1         Tahap 1 terdiri dari Reflek haus dan pelepasan Antidiuretik Hormon ( ADH ) / Vassopressin.
2         Tahap 2 terdiri dari pelepasan adrenalin dan noradrenalin dan
3         Tahap 3 pengaktifan RAAS sistem.
Pada tahap 1 yang tidak teratasi sebenarnya sudah harus dilakukan intervensi dari luar oleh dokter berupa pemasukan cairan pengganti atau darah sekaligus mencari dan menghentikan sumber perdarahan. Karena jika mengandalkan mekanisme fisiologis tubuh ini saja sementara perdarahan tetap berlangsung maka pasien juga dapat berada dalam keadaan bahaya.
Demikian penjelasan mengenai syok diatas semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian. wassalam.
  


BERBAGAI HORMON TUBUH DAN KEGUNAANNYA ( Metabolik Endokrin ) Nadia Landy RSUD Sukamara.



Banyak aktivitas tubuh tanpa kita sadari berjalan setiap saat, misalnya pertumbuhan, perkembangan organ seksual, produksi air susu pada wanita, kontraksi rahim dalam proses persalinan, produksi air air susu pada wanita sesudah melahirkan dn lain sebagainya. Pertanyaannya siapa yang mengatur dan mengontrol semua itu dapat berlangsung ? Jawabannya adalah hormon. Hormon adalah suatu substansi biokimia yang dihasilkan oleh kelenjar. Jadi kelenjar adalah tempat dibuat dan dibentuknya hormon. Hormon inilah yang bertugas mengontrol sebagian besar aktivitas tubuh.  Apa saja hormon yang terdapat pada tubuh manusia, dimana dibentuknya dan bagaimana kerjanya?
Disiplin ilmu yang membidangi hal ini dalam dunia kedokteran masuk dalam ranah Metabolik Endokrin, saya hanya akan menyerempet sedikit saja dari disiplin ilmu tersebut karena sejatinya Metabolik Endokrin adalah ilmu yang sangat luas dan komplek untuk dipahami.
Sebelum kita bahas lebih lanjut ada baiknya kita mengenal kelenjar-kelenjar yang ada dalam tubuh dan hormonnya, namun seperti saya katakan karena luasnya disiplin ilmu yang membahas tentang hormonal maka yang akan kita bahas adalah beberapa kelenjar utama saja beserta hormon yang diproduksinya.
Pada otak manusia ada bagian yang disebut hipotalamus, Bagian otak inilah yang merupakan bos tertinggi dari semua kelenjar tubuh sehingga disebut juga Master gland. Hipotalamus sering disebut juga pituitary gland ( kelenjar pituitary). Hipotalamus disebut master gland karena hipotalamus yang membuat semua kelenjar-kelenjar yang berada dibawah tingkatnya bekerja. Hal ini disebabkan hipotalamus menghasilkan hormon yang mana kemudian akan disalurkan oleh saluran khusus yang disebut sistem kapiler portal hipothalamus hipofisis. Oleh saluran khusus ini, hormon-hormon yang dihasilkan hipotalamus akan dibawa ke kelenjar hipofisis yang terletak padalangit-langit mulut dibelakang hidung. Jika kita artikan secara hirarki maka kelenjar hipofisis ini tingkatannya berada dibawah kelenjar hipotalamus.
Kelenjar hipofisis terbagi atas 3 bagian ( lobus )
1         Bagian Anterior yang berada disebelah depan.
2         Bagian Medial yang berada di tengah dan
3         Bagian Posterior yang berada paling belakang.
Bagian ANTERIOR kelenjar hipofisis menghasilkan hormon:
1 Tiroid Stimulating Hormon ( TSH )
    Hormon ini jika diproduksi akan merangsang kelenjar Tiroid yang terletak di leher untuk mempro-
    duksi hormon-hormonnya. Kelenjar tiroid terletak pada leher dan berbentuk seperti perisai. Kelen-
    jar tiroid akan memproduksi hormon T4 ( Tiroksin). Pada hati T4 atau tiroksin ini akan dikonversi
    atau diubah menjadi T3 ( Tiroidotyronin). T4 adalah bentuk yang tidak aktif ( inaktif) baru setelah
    diubah menjadi T3 menjadi aktif. Kelenjar tiroid hanya dapat memproduksi T4 kalau ada rangsa-
    ngan dari Tiroid Stimulating Hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis anterior. Fungsi dari hor-
    mon tiroidotyronin  ( T3 ) adalah memacu metabolisme tubuh. Jadi bekerja dengan mengontrol
   metabolisme tubuh.  Penyakit kekurangan hormon tyroid ini disebut hipotiroid sedang kelebihan
   hormon tiroid disebut hipertiroid.
2 Hormon Adenocortikotropik ( ACTH ).
    Hormon adenocortikotropik ini adalah hormon kedua yang dihasilkan bagian anterior kelenjar hi-
    pofisis. Seperti namanya hormon ini akan merangsang Korteks ginjal untuk menghasilkan hormon-
    nya. Ginjal terdiri dari bagian Korteks ( disebelah luar ) dan bagian Medula ( disebelah dalam ).
    Bagian korteks ginjal menghasilkan hormon Eritropoetin dan hormon kortikosteroid. Hormon Eri-
    tropoetin berfungsi untuk merangsang pembentukan sel darah merah ( Eritrosit ) pada sumsum
    tulang. Sedang hormon Kortikosteroid memiliki banyak fungsi antara lain : dalam keadaan tertentu
    dapat menaikkan tekanan darah, dapat menaikkan gula darah, membantu metabolisme dan bersi-
    fat sebagai anti alergi yang kuat ( immunosupressan ). Sedang bagian Medula ginjal menghasilkan
    hormon Adrenalin. Hormon adrenalin ini termasuk hormon stress yang jika diproduksi memiliki
    efek: dapat meningkatkan debaran jantung sehingga dapat menaikkan tekanan darah secara tem-
    porer, dapat merangsang kelenjar keringat, dapat memacu reflek defekasi, dapat menimbulkan
    perasaan cemas. Hormon-hormon korteks ginjal ini hanya dapat diproduksi jika ada hormon ACTH dari kelenjar hipofisis anterior.
3Luteinizing Hormon ( LH )
    Luteinizing Hormon adalah hormon ketiga yang diproduksi kelenjar hipofisis bagian anterior. Jika
    Luteinizing hormon diproduksi, fungsinya adalah merangsang kelenjar testis pada laki-laki untuk
    menghasilkan hormon testoteron dan ovarium pada wanita untuk menghasilkan hormon estro-
    gen. Testoteron dan estrogen ini adalah hormon yang merangsang perkembangan sifat seks
    skunder pada pria dan wanita. Misalnya pada pria suaranya berat, ototnya besar dan gerakan-
    nya lebih maskulin. Sedang pada wanita suara halus, gerakan lembut, lebih feminim dan sebagai-
    nya.
4Folikel Stimulating Hormon
    Folikel Stimulating Hormon adalah hormon keempat yang dihasilkan kelenjar hipofisis bagian an-
    terior. Jika hormon ini diproduksi akan merangsang pematangan folikel sel telur dalam proses
    pembuahan dan memelihara kelangsungan proses pembuahan tersebut. Jadi hormon ini berguna
    sewaktu proses pembuahan.
5Growth Hormon ( GH )
     Growth Hormon ( GH ) adalah hormon kelima yang dihasilkan kelenjar hipofisis bagian anterior.
     Hormon ini adalah hormon pertumbuhan dan jika diproduksi akan merangsang proses pembela-
     han dan pertumbuhan pada bagian metafisis tulang panjang. Tulang akan bertambah panjang
     dan besar dan individu akan bertambah tinggi. Pada Tulang panjang terdiri dari 3 bagian yaitu
     metafisis, diafisis dan epifisis. Titik pertumbuhan tulang panjang ada dibagian metafisis, dan pada
     bagian inilah tulang bertambah panjang. Pertambahan panjang tulang ini harus mendapat rangsa-
     ngan dari growth hormon. Diindonesia pernah dilaporkan ada manusia tertinggi didunia Syamsul
     asal Sumatera Barat. Dan ternyata dari hasil penelitian terungkap adanya kelainan sehingga
     growth hormon diproduksi secara berlebihan.
6Prolaktin.
     Hormon keenam yang dihasilkan kelenjar hipofisis bagian anterior adalah prolaktin. Jika hormon
     Ini diproduksi akan merangsang kelenjar air susu pada payudara wanita untuk memproduksi susu.
Bagian MEDIA kelenjar Hipofisis hanya menghasilkan satu hormon yaitu:
1Melanosit Stimulating Hormon ( MSH )
     Jika hormon ini diproduksi efeknya adalah mengontrol pigmen pada kulit. Pigmen adalah zat war-
     na kulit. Hormon inilah yang menentukan warna kulit seseorang hitam, coklat atau putih.
Bagian POSTERIOR kelenjar Hipofisis menghasilkan 2 jenis hormon yaitu:
1Anti Diuretik Hormon.
      Anti Diuretik Hormon adalah hormon yang diproduksi sewaktu tubuh mengalami dehidrasi atau
      kekurangan cairan. Dari namanya anti diuretik, hormon ini adalah hormon yang menyebabkan
      produksi urin atau air seni terhenti. Tujuannya adalah agar dalam keadaan tubuh dehidrasi terja-
      di penghematan air oleh tubuh dengan harapan dehidrasi dapat segera teratasi.
      Illustrasinya misalnya Tn A mengalami dehidrasi akibat demam tinggi dan pemasukan cairan
      kurang ( kurang minum ).  Segera tubuh merespon hal ini dengan memproduksi hormon anti diu-
      resis. Hormon ini akan bekerja pada bagian distal ginjal. Dengan adanya hormon ADH ini bagian
      Distal ginjal akan kembali menarik air yang mengalir di tubulus ginjal dan memasukkannya kem-
      bali kedalam tubuh. Sehingga produksi urine menjadi tidak ada atau berkurang sama sekali.
      Seperti kita ketahui ginjal bertugas untuk membuang cairan yang berlebihan pada tubuh dengan
      cara memproduksi air seni. Jika ada hormon ADH ini maka air seni akan gagal diproduksi.
2Oksitosin.
      Oksitosin adalah hormon kedua yang diproduksi kelenjar hipofisis bagian posterior. Jika hormon
      Ini diproduksi efeknya akan merangsang kontraksi rahim ( uterus ) pada proses persalinan. Jadi
      Hormon ini sangat berguna pada proses persalinan, untuk mengeluarkan bayi.
Dari penjelasan diatas paling tidak memberi gambaran kepada kita bagaimana pentingnya hormon Didalam mengontrol berbagai aktivitas pada tubuh kita. Juga perlu diketahui bahwa bahan baku Pembentuk hormon adalah kolesterol. Sehingga menihilkan kolesterol dalam darah karena takut terkena penyakit jantung dan stroke sebenarnya juga berakibat kurang baik. Kolesterol jika kadarnya berlebihan memamng bisa mengundang penyakit berat, tetapi dalam kadar normal juga bermanfaat bagi tubuh karena merupakan bahan baku pembentukan hormon. Semoga penjelasan ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian. Wassalam.
    

VAKSINASI DAN MANFAATNYA BAGI TUBUH. Nadia Landy RSUD Sukamara.



Menyimak komentar seseorang via sosial media yang mengatakan bahwa “ Di vaksin atau tidak adalah hak orang tua dan menanyakan prihal vaksin kepada dokter diibaratkan menanyakan miras kepada pemabok” saya tergelitik untuk berkomentar dan sekaligus membahas secara garis besar apa itu vaksin, apa manfaatnya dan bagaimana cara bekerjanya?
Kalau kita mengacu kepada undang-undang kesehatan tahun 2009 yang menyatakan “ Kesehatan adalah hak setiap orang “ jelas komentar diatas tidak dapat dibenarkan. Karena kata sehat adalah hak setiap orang tersebut mengarah kepada semua lapiasan masyarakat, baik tua maupun muda, pria atau wanita, kaya atau miskin dan orang tua maupun anak. Saya fokus kepada pernyataan pada akhir kalimat yang menyatakan orang tua maupun anak. Si anak pun berhak untuk sehat, permasalahannya sewaktu anak kecil dan belum bisa dimintakan pendapat perwalian hak asuh anak ada ditangan orang tua. Sehingga para orang tua sebaiknya bijak dalam menyikapi permasalahan ini dan tidak bersikap apatis, skeptis, apriori apalagi egois.
Sebenarnya apa itu vaksin? Vaksin adalah salah satu tindakan pencegahan ( preventif ) terhadap suatu kejadian terpapar penyakit. Jadi vaksinasi yang diberikan bukan bersifat mengobati melainkan mencegah. Pertanyaannya penyakit-penyakit bagaimana yang memerlikan vaksinasi? Penyakit yang memerlukan vaksin adalah penyakit-penyakit yang jika kita terpapar atau terkena dapat menimbulkan dampak yang berat sampai kematian. Pertanyaan berikut apakah semua penyakit yang ada perlu di vaksin ? Jawabannya tidak, karena yang dapat di vaksin adalah penyakit-penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme baik BAKTERI  ( kuman ) maupun VIRUS. Penyakit-penyakit seperti jantung, stroke, degeneratif dan sebagainya tidak bisa di vaksin dan tidak ada vaksinnya. Seperti dijelaskan diatas vaksin ditemukan dan dibuat karena ada beberapa penyakit yang disebabkan bakteri dan virus dapat berdampak fatal jika kita terpapar sehingga jika penyakit disebabkan oleh bakteri atau virus yang tidak berdampak fatal tidak dibuat vaksinnya, hal ini sudah cukup hanya dengan mengandalkan terbentuknya kekebalan alamiah tubuh yang tercipta akibat bertemunya antibodi dengan antigen ( antigen dalam hal ini adalah bakteri dan virus ). Pertanyaan berikutnya apakah jika kita telah di vaksin menjamin kita tidak dapat terkena penyakit yang menjadi tujuan dari dilakukannya vaksinasi tersebut? Jawabannya tidak, proses pemberian vaksinasi tidak 100% menjamin kita aman dari terpapar penyakit yang disebabkan bakteri atau virus yang dituju proses pemberian vaksin tersebut, tetapi keuntungan yang kita dapat adalah dampak yang fatal dari akibat penyakit tersebut dapat dicegah, seperti contoh bagi yang tidak mendapat vaksin penderita dapat meninggal. Sedangkan bagi yang telah di vaksin jika terpapar hanya terkena sakit ringan saja. Inilah yang merupakan keuntungan sesungguhnya dari pemberian vaksin pada manusia terutama pada anak-anak.
Apa sebenarnya vaksin itu ? Vaksin berisi bakteri atau virus yang dilemahkan atau dibuang toksinnya ( racun ) sehingga kehilangan kemampuannya untuk dapat menimbulkan penyakit yang berat. Vaksi dapat dibuat dari mikroorganisma hidup maupun mati. Vaksin ini bersifat aktif dan bukan pasif, artinya pemberian vaksin ini secara aktif merangsang tubuh untuk menciptakan antibodi dan meninggikan kadarnya ( titer ) dalam darah. Pada pemberian yang bersifat pasif bukan berasal dari vaksin tapi dari serum darah individu ( baik berasal dari manusia atau hewan ) yang telah kebal terhadap penyakit tertentu, maksudnya dalam darah orang ini telah terdapat antibodi terhadap penyakit tersebut dengan kadar yang tinggi. Pemberian yang bersifatpasif ini dilakukan dengan memindahkan serum darah individu yang telah kebal ( immun ) kepada individu yang rentan ( belum ada kekebalan terhadap penyakit tersebut ). Kelemahan pemberian secara pasif ini adalah waktu perlindungannya sangat singkat ( tidak bertahan lama ). Kira-kira hanya bertahan beberapa hari sampai 2 minggu. Sedang pada pemberian secara aktif melalui vaksin akan diperoleh perindungan yang sangat lama ( beberapa bulan, tahun sampai seumur hidup ). Sehingga pemberian perlindungan melalui program vaksinasi ini secara nyata dapat memberikan efek perlindungan terhadap penyakit dalam waktu yang lama.
Bagaimana sebenarnya vaksin bekerja dalam tubuh ? Sebelumnya akan saya jelaskan bahwa yang melindungi kita dari terkena gejala-gejala penyakit yang berat adalah antibodi.  Masing-masing antibodi hanya dapat bekerja untuk satu jenis penyakit. Jadi satu jenis antibodi tidak dapat bekerja untuk dua penyakit atau lebih. Karena sifatnya yang spesifik hanya untuk satu macam penyakit inilah yang membuat bahasan immunologi ini menjadi rumit. Dalam tubuh manusia terdapat kurang lebih 2 juta antibodi untuk berbagai penyakit. Permasalahannya antibodi ini belum terbentuk tapi telah ada bibitnya. Antibodi ini baru terbentuk jika ada kontak dengan antigen tujuannya. Antigen dalam hal ini maksudnya adalah bakteri atau virus penyebab penyakit itu sendiri beserta komponen-komponennya. Jika tidak ada kontak dengan bakteri atau virus maka tidak akan ada antibod yang akan terbentuk. Nah proses kontak antara antigen dan antibodi ni dapat melalu 2 cara :
1         Secara alamiah yaitu terpapar oleh bakteri atau virus itu sendiri secara spontan dan penderita mengalami proses sakit dan lambat laun akan mengundang terbentuknya antibodi secara alamiah.
2         Melalui proses pemberian vaksin ( vaksinasi ) dan proses pembentukan antibodi melalui vaksinasi ini tanpa melalui proses sakit.
Proses sakit diatas penting karena dari sitlah kita mengamil keputusan perlu atau tidaknya vaksin dibuat, perlu atau tidaknya individu diberi vaksin untuk memancing pembentukan antibodinya.
Pada proses sakit yang berat dan dapat mengakibatkan kecacaan sampai kematian akibat bakteri atau virs tertentu, maka perlulah vaksinnya dibuat atau masing-masing orang yang belum memilii kekebalan agar diberikan vaksinasi untuk membentuk kekebalannya. Karena jika menungu proses alamiah terjadi melalui terpapar dahulu dan terkena penyakit ang dikhawatirkan waktunya tidak sempat. Artinya akibat fatal berupa kecacatan atau kematian yang ditimblkan Bakeri atau Kuman tersebut akan datang menghampiri lebih awal sebelum antibodi alamiah terbentuk, penderita akan mengalami cacat dan meninggal sebelum antibodinya terbentuk. Hal ini berkaitan erat dengan bebrapa bakteri atau virus memilik virulensi dan toksisitas yang kuat dibanding bakteri atau virus lainnya. Untuk bakteri atau virus yang memiliki virulensi atau toksisitas yang kuatlah yang perlu mendapat vaksinasi atau dibuat vaksinnya. Maksudya adalah memberi efek pencegahan, LEBIH DAHULU BANGKITKAN ANTIBODINYA SEBELUM BAKTERI ATAU VIRUS SESUNGUHNYA MENGHAMPIRI. Inilah yang dimaksudtindakan pencegahan yang merupakan tujuan sesungguhnya dari program vaksinasi. Karena tidak dapat kita bayangkan jika banyak individu-individu yang rentan terpapar oleh virus atau bakteri yang memiliki efek virulensi atau toksisitas yang kuat. Maka akan banyak nyawa melayang dan ini akan menjadi masalah dan catatan tersendiri bagi intitusi yang bertugas mengurusi masalah ini, dalam hal ini Kementerian Kesehatan dan jajarannya.  Oleh sebab itu dalam hal ini fokus mengatasi permasalahan ditujukan pada upaya pencegahan. Lebih baik mencegah daripada ratusan, ribuan bahkan jutaan nyawa melayang atau mengalami kecacatan secara permanen.
Pada proses alamiah melalui terpapar oleh Bakteri atau Virus yang sesungguhnya, mikroorganisme tersebut akan memasuki tubuh. Diatas telah dijelaskan bahwa beberapa virus atau bakteri membawa toksin didalam tubuhnya ( badan kuman maupun perangkat-perangkatnya ). Nah toksin ini didalam tubuh akan dilepas dan menimbulkan kerusakan, maka dimulailah gejala-gejala penyakit. Jika efek toksin ini lemah maka tubuh akan dapat bertahan, antibodi sempat terbentuk sebagai respon terhadap kemasukan mikroorganisme ini dan penderita selamat. Karena antibodi yang terbentuk tersebut segera dapat mengeliminasi kuman dan toksinnya dari dalam tubuh. Namun jika toksin yang dilepaskan memiliki daya merusak yang kuat, kerusakan secara besar-besaran akan terjadi pada sel-sel tubuh, gejala penyakit yang timbul akan sangat berat. Penderita dapat meninggal dunia sebelum antibodi sempat terbentuk. Inilah penjelasan yang membedakan mengapa tidak semua penyakit akibat mikroorganisme perlu diberikan vaksin. Jika efek toksinnya lemah dan penderita dapat bertahan, lebih baik membiarkan kekebalan alami tubuh individu untuk segera terbentuk dan mengatasi keadaan tersebut ( mengcounter ). Namun jika efek toksin yang ditimbulkan sangat kuat, pemberian vaksinasi jangan ditunda. Antibodi yang terbentruk melalui proses alamiah sebenarnya lebih baik dan lebih bertahan lama, tidak jarang sampai seumur hidup penderita aan memiliki kekebalan terhadap penyakit yang sama.
Diatas telah dijelaskan bahwa vaksin berisi Bakteri atau Virus yang telah dilemahkan ( dihilangkan toksisitas dan efek patogennya ). Jadi dengan memasukkan vaksin dalam tubuh dapat merangsang pembentukan antibodi aktif tanpa takut penderita akan mengalami gejala-gejala penyakit yang berat yang dapat berakibat fatal. Karena pembentukan antibodi dalam tubuh juga memerlukan waktu, sehingga ibarat pacuan kuda atau balapan mobil, sangat penting mendahulukan terbentuknya antibodi sebelum penyakit sesungguhnya menghinggapi dan berakibat fatal.
Demikan penjelasan tentang vaksinasi ini semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian. wassalam.